Mohon tunggu...
Alung De Moore
Alung De Moore Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ajining rogo soko busono, ajining pikir soko ilmu, ajining jiwo soko agomo.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Karena Sang Kodok Terlalu Mungil

1 Desember 2014   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apapun frends, demi hasrat cinta dan birahiku, bukit tanggi khan kudaki, lautan luas kuseberangi.". Ucap sang kodok mungil meyakinkan temannya itu.

"Baiklah, bersiap-siaplah untuk membuka mulut kamu lebar-lebar". Kata sang kodok tambun

" Siap" Kata sang kodok mungil...

Lalu dimasukkanlah selang oleh sang kodok tambun ke dalam mulut sang kodok mungil sampe batas kerongkongannya. Lalu dimintanya sang kodok mungil itu mengatupkan dua bibirnya sehingga mulutnya tertutup rapat. Lalu sang kodok tambun memeriksa bagian-bagiannya meyakinkan diri bahwa tidak ada kebocoran udara dari mulut sang kodok mungil yang telah dimasukkin selang udara.

"Sudah siap mas brow?." tanya sang kodok tambun kepada sang kodok mungil

Lalu sang kodok mungil itu mengacungkan jempolnya, yang menandakan bahwa semua sudah siap. Bergegaslah sang kodok tambun itu menuju ke karet pemompa udara yang ditinggalkan oleh peneliti yang sedang meneliti spesies yang hidup di kolam itu.

Dengan melompat-lompat sang kodok tambun memompakan udara itu ke perut sang kodok mungil itu. Celakanya, ada segerombalan kodok betina melintas dengan seksinya dan diajak ngobrollah sang kodok tambun sehingga melompat lebih kencang sambil bergaya di depan para kodok betina. Para kodok betina itu tertawa dan riang gembira melihat tingkah pola sang kodok tambun yang terlihat macho dan seksi. Tanpa sadar sang kodok tambun terus memompokan udara kedalam perut sang kodok mungil sampai batas kewajaran. Sang kodok mungil yang mulutnya disumpal oleh selang udara hanya megap-megap sambil menepuk-nepukannya kakinya tanda minta berhenti. Namun karena kelengahan dan kelalaian sang kodok tambun, tanda itu tak didengar dan diperhatikannya.

Dan pada akhirnya, setelah perut sang kodok mungil itu melembung selayak balon ulang tahun, maka meletuslah perutnya

"Duaaarrrrr...."

Berhamburanlah semua isi perut sang kodok mungil itu sembari memancarkan darah berceceran kemana-mana termasuk ke tubuh sang kodok tambun. Maka kagetlah sang kodok tambun itu.

"Alamak...lupa aku kalau sedang memompa mas brow."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun