Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istri Keempat Nyaleg

6 Maret 2024   05:48 Diperbarui: 6 Maret 2024   05:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuti tidak menyangka betapa gembiranya hari ini semua yang di cita-citakan sejak kecil menjadi nyata, dari orang sederhana dan hanya lulusan SMA menjadi orang yang di segani oleh banyak orang. Banyak orang mencibirnya ketika satu keputusan yang dilakukannya menjadi sorotan masyarakat.

Bagaimana tidak sudah kaya mempunyai ratusan pekerja yang kebanyakan lak-laki maka tantangan usaha yang dijalankannya  banyak resiko dan godaan juga tentunya.

Cantik dan mempesona selalu bersih dan senyumnya selalu mengembang dan banyak orang dan lelaki yang akan meliriknya bila melihat baru sekali dan akan tunduk kepada pandangan mata ketika melihat cantiknya.

"aku hanya sebatas pengantar tidurmu atau kau harus menjadi bayangan sempurnamu mas" kata itu dicamkannya ketika memutuskannya untuk menikah.

Karena sebagai anak nomor satu dari enam bersaudara Tuti berkewajiban untuk emnghidupi adik-adiknya yang kini juga sukses atas jerih payahnya selama ini.

Rumsh bessr mewah dengan mobil putih kesukaanya kemana pergi menemaninya dengan sopir ganteng yang selalu menjadi  teman seperjalan dan juga biasa menyopir sendiri ketika harus di lakukannya.

"saya tidak mau kamu itu terjun kepolitik mama' kata suaminya  kepada Tuti

"harus papa, aku melihat ada yang harus di perjuangkan" jawab Tuti mantap

"sebaiknya kamu pertimbangkan lagi mama" kata pak Bargowo yang orang super kaya di kota kami, pengusaha  swalayan yang kaya raya dan mudah memberi bantuan kepada siapapun yang meminta.

"saya harus maju papa" kata Tuti yang terkenal keras kepala kepada suaminya walaupun agaknya pak Bargowo keberatan atas keputusan  yang diambil Tuti kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun