Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Buku Biru 30 [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

12 April 2016   21:38 Diperbarui: 12 April 2016   21:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]Ini Cerita yang kemarin

Ini Cerita yang kemarin 

Kampus ini penuh cerita suka, pilu dan sendu, kadang sedih, karena aku sendiri hanya sebagai lakon yang di wayangkan oleh sang  maha dalang kehidupan, ya wayangNya, menglair bagai air dan hujan yang selalu silih berganti membuatku selalu hadir dalam suka duka yang dalam.

Kadang aku lupakan sejenak benar SMA tidak bisa disamakan dengan masa kuliah aku di sini ada banya kejutan  yang beda dengan waktu sekolah di Kulon Progo, apapun hanya batas rindu seakan tipis karena kami bisa facebookan dengan teman-teman grup kala masih ABG.

Banyak kejutan kecil ada sebagian teman yang sudah menikah dan ada yang keluar Jawa dan ada pula yang malahankeluar negeri Malaysia dan Arab sebagi TKI dan TKW, merubah nasib begitulah sebagian teman-teman berkata dan berbicara dengan mereka walau dengan medsos yang aku punya.

Bukan aku mengecilkan rasa dan membuat kami kecil dimataNya entah inilah wujud syukur kami yang tiada tara lagi betapa harapan ini membuncah seiring keberhasialan teman yang bisa.

Kampus inilah yang membuatku berjumpa dengan kekasih hatiku yang tidak  bisa aku lupakan dalam hidup ini, entah kebetulan atau garis Tuhan hanya aku bersyukur pernah kenal dengannya tetapi waktulah yang membuat kami menjadi seperti ini dibalutnya rindu dan dendam kami dengan penuh curiga dan cemburu  serta  ketidak kepastian dalam hidup ini walau kadang aku jadi mengerti setiap ujianNya adalah kenyataan untuk mendewasakan pola pikir dan tindak kita dalam kehidupan nyata ini, jangan mengeluh Biru itulah prinsipku dalam setiap detik langkah dan nafas yang kuhirup dan apakah kamu tahu aku selalu tegar dalam cobaan ini walau kadang akupun pernah jatuh dan dalam sekali sehingga seakan tidak bisa bangkit lagi

Bagai angin yang pernah berlalu nafas ini akan menjadikan detak hidup ini menjadi kenyataan yang tidak bisa di pungkiri tidak bisa di tolak lagi bahwa takdir ini menjadi nyata kelak dikemudian hari hanya waktu yang membuatku sadar betapa cinta adalah kenyataan penuh cobaan dan pengorbanan yang berat atas nama cinta  ini.

Kampus yang penuh keceriaan yang tidak aku bisa bayangkan lebih dari waktu SMA dulu dan aku hampir lupa bahwa Jogja semaju ini dalam hal pendidikan dan pengajaran apalagi sekolah guru adalah kenyataan yang tidak bisa ditolak sekolahnya para pendidik dan para pemuka ilmu pengetahuan.

Penggodokan dan disiplin dari mulai sejak mendaftarkan diri sebagai calon guru yang waktu penerimaan mahasiswa baru yang membuat kesan semakin dalam dan masuk dalam relung hati kami yang dalam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun