Aku tahu fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan dan semua itu nyata, semua itu menjadikanku tersangka seumur hidup bila suatu peristiwa terjadi di kampungku.
Ketika ayam atau burung tetangga hilang semua orang mendatangi orang tuaku untuk menjadi intel-intel aparat yang menakutkan aku dan keluargaku, maka aku putuskan untuk pergi selamanya dari kampung tercintaku ini.
"Bapak dan simbok sudah tua mas, sudah sakit-sakitan"kata adikku lewar WA.
"Aku harus pulang ..."jawabku
"Jangan..di sini masih terjadi ..."jawab adikku khawatir padaku.
"Masih terjadi kenapa?" Tanyaku
"Kemarin sapi pak dukuh hilang...dan sepeda motor mas teguh hilang di halaman rumah" cerita adikku lagi.
Rasanya aku pengen.menangkap pencuri itu, aku tahu seseorang yang dulu fitnah aku dan aku tahu cacat ini tidak bisa sembuh seperti dulu.
"Jangan pernah kembali ke dusun mas, berbahaya.."pesan adikku lagi.
"Tetapi aku kasihan simbok dan bapak dik.."jawabku lagi
Tekad dan sedikit nekad seakan membuat nyaliku bertambah kuat untuk pulang,