Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maling Aguno

9 November 2021   12:02 Diperbarui: 9 November 2021   13:00 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tahu fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan dan semua itu nyata, semua itu menjadikanku tersangka seumur hidup bila suatu peristiwa terjadi di kampungku.

Ketika ayam atau burung tetangga hilang semua orang mendatangi orang tuaku untuk menjadi intel-intel aparat yang menakutkan aku dan keluargaku, maka aku putuskan untuk pergi selamanya dari kampung tercintaku ini.

"Bapak dan simbok sudah tua mas, sudah sakit-sakitan"kata adikku lewar WA.

"Aku harus pulang ..."jawabku

"Jangan..di sini masih terjadi ..."jawab adikku khawatir padaku.

"Masih terjadi kenapa?" Tanyaku

"Kemarin sapi pak dukuh hilang...dan sepeda motor mas teguh hilang di halaman rumah" cerita adikku lagi.

Rasanya aku pengen.menangkap pencuri itu, aku tahu seseorang yang dulu fitnah aku dan aku tahu cacat ini tidak bisa sembuh seperti dulu.

"Jangan pernah kembali ke dusun mas, berbahaya.."pesan adikku lagi.

"Tetapi aku kasihan simbok dan bapak dik.."jawabku lagi

Tekad dan sedikit nekad seakan membuat nyaliku bertambah kuat untuk pulang,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun