Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ujung Bencana

20 Januari 2021   20:18 Diperbarui: 20 Januari 2021   20:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ujung bencana

:Al_sayyid jumianto

Waktu seakan tidak berpihak lagi kearah pendulum dulu, belum reda pandeni corona ini, waktu membuktikan lain ketika doa-doa sudah tidak bisa belokkan takdir, karena kesalahan sendiri aku dan kamu. 

Ujung awal tahun yang gembira seakan lenyap terganti oleh rasa sedih yang lara juga ketakutan yang dalam, gempa, kecelakaan pesawat terbang,  banjir, longsor, dalam lingkar pandemi yang tak berkesudahan, bukan salah ibu pertiwi

"Doa yang bagaimanakah yang harus aku panjatkan untuk merubah takdir jelek ini?"
Bukan salah doa-doa kita apalagi yang salah adalah kelakuan diri kita yang lebih pentingkan dunia ini. 

Jarum jam tetap berdetak keras dijantung, di hati, di dadaku dan dadamu itulah alam yang kehendaki semua, atas perintahNya.

Sungai, laut, angin dan gempa bukan suatu kebetulan semua berjalan atas sunatullah atas kehendaknya. 

Hanya kita alpha, lupa atas semua yang terjadi lupa telah rusak alam ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun