Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Bebek di Sarang Ayam

7 Januari 2021   09:20 Diperbarui: 7 Januari 2021   09:40 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak bebek di sarang ayam

Al_Sayyid jumianto

Cerita fabel ini di mulai dari seekor Induk ayam tidak menyangka dari beberapa butir telur yang di eraminya selama dua puluh satu hari akhirnya menetas juga. Anaknya lucu dan imut-imut dan baru disadarinya ketika salah satu dari kelima anaknya ternyata berbeda dan benar adanya ternyata itu anak bebek!

Induk ayam coba memahami dan tidak membedakan dengan anak-anak yang lain,  tetapi suara parau sang anak bebek ternyata juga membuat anak-anak yang lain bertanya padanya.

"mama itu kok beda to dengan kita?" tanya si hitam padanya

"mama dia tidak berkotek dia berkata wek wek begitu" kata si putih padanya

"iya di tetap saudaramu sayangku" kata sang ibu arif apada anak-anaknya

"sst dia bukan saudara kita " kata si kelabu  pada mereka

"kakak dia tetap saudara kita " kata si merah padanya mengingatkan pada si kelabu supaya tidak terdengar oleh ibunya.

"wek wek  ibu saya datang" semua diam ketika di kuning masuk ke rumah mereka

Tetapi semua teranjur ada rahasia yang ibu tidak bisa ungkapkan padanya karena itu rahasia mama bebek dan ibu ayam dan mengapa  telur bebek bisa menetas bersama-sama dengan anak-anak ayamnya itu karena rubah yang nakal mencuri sebagaian telur bebek dan kala itu di kejar oleh mama bebek  salah satu telurnya terjatuh tepat di sarang induk ayam itu, akhirnya semua menjadi begin adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun