Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hujan Seminggu itu (10)

16 Desember 2017   19:46 Diperbarui: 16 Desember 2017   19:53 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Al sayyid jumianto

Aneh memang pertemuamku dengan Nda seperti de javu karena ini peristiwa yang hampir sama waktu gempa 2006 ya kami pernah dekat Nda teman baikku dikala kuliah dulu.

'Apakah harus musibah ini akan menyatukan hati kita mas?" Tanya dia penuh selidik.

"Selama bumi berputar semua mungkin Nda" jawabku singkat

Pertemuan kesekian kali yang selalu hati ini bergetar bila melihat langsung nda.

Emosi lan labil hati itulah yang mrmbuat kami tidak bersatu, tetapi tentang kegiatan kritis aku kompak dengannya, apalah artinya cinta tidak harus memiliki aku tahu rasa dan perasaannya. Juga nda tahu tentang perasaan aku, itulah kunci cinta abadi kami.

"Mas masih gila puisi ya?"tanya dia padaku.

"Ya gila karena puisiku selalu kamu robek sampai dalam ulu hatiku" jaeabku enteng.

"Gila, orang hidup tidak makan puisi maass" teriaknya padaku.

Pojok gedung imi

Pernah hilang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun