Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 38 [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

20 April 2016   21:01 Diperbarui: 20 April 2016   21:07 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“sama hampir sama”

“bedanya apa?”

“karena di tanam di sela pohon kakao maka rasa coklatnya ada “

“kok bisa?”

“bunganya saling mempengaruhi kali..”

“oh baru tah besok kalau pulang aku dibawakan ya?”

“ oh ya boleh mas” aku jawab sekenanya dan dia pergi meninggalkan meja ini aku diam benar kala itu kata bapak kopi di Menoreh memang beda rasanya tidak usah di campur coklat sudah terasa coklatnya

Tidak mungkin setiap usaha akan lancar kadang warnet tempatku kerja harus tutup seharian karena listriknya mati, dan untuk ini pak lik beli genset walau kecil bermanfaat juga.

Kadang aku menerima ketikan kecil-kecilan juga membuat surat undangan dan bahkan membuatkan surat lamaran kerja aku baru tahu juga pernah aku di buata kaget seorang tua yang datang kewarnet dikiranya ini aalah warung makan  warteg! aku jadi ketawa bila mengingat kejadian ini.

Kriing Hpku bordering aku lihat nomor bapak dan aku yakin ada sesuatu yang akan dibiscarakan  dan aku baru tahu mengapa bapak malam begini menelepon waktu aku sedang kerja lagi.

“assalamu’alaikum  bapak”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun