Mohon tunggu...
Almira Putri Sudradjat
Almira Putri Sudradjat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi IPB University

Jangan lupa membaca hari ini!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pebisnis Aksesoris Dapat Untung Selama Pandemi

25 Maret 2021   11:13 Diperbarui: 25 Maret 2021   11:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kayumanis, Kota Bogor - Seluruh dunia saat ini sedang dilanda pandemi covid-19, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berkali-kali dilakukan. Di masa seperti saat ini, membuat masyarakat semakin tau terkait adanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di lingkungan sekitarnya. Karena dengan adanya PSBB di beberapa daerah, memaksa masyarakat untuk mencari kebutuhan mereka melalui pelaku UMKM. Semenjak Pandemi ini juga, ternyata banyak UMKM yang mendapatkan keuntungan, salah satunya Ibu Windi, pelaku UMKM di bidang aksesoris atau kerajinan tangan.

Ibu Windi merupakan pelaku UMKM di bidang aksesoris dan kerajinan tangan, yang sudah memulai bisnisnya sejak 15 tahun lalu, yaitu dari tahun 2006. Berawal dari hobi yang bertujuan untuk memuaskan diri sendiri, hingga pada akhirnya ternyata banyak yang menyukai hasil karyanya. Sering mengikuti workshop dan kelas online, sampai akhirnya Ibu Windi memutuskan untuk menjadikan ini sebagai usahanya, dengan nama Windi Collections.

15 tahun berbisnis di satu bidang dan konsisten mempertahankannya, tentu tidak mudah. Berbagai kendala yang sering Ibu Windi alami adalah kurangnya waktu luang dan kehabisan bahan ditengah berkarya. Hal itu tentunya sangat menghambat proses pengerjaan aksesoris yang Ibu Windi buat.

Produk yang dijual di Windi Collections, rata-rata designnya adalah hasil dari pikiran sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun. Ibu Windi pun memberikan effort yang luar biasa untuk produk yang dijualnya. Seperti contoh, ada produk pasaran aksesoris yang berbahan dasar kain, kebanyakan orang jual hanya modal ditempel dengan lem saja semua bahannya, tapi Ibu Windi tidak seperti itu, beliau menjahit ulang semua bahannya agar barangnya lebih cantik dan tahan lama.

Bisnis UMKM yang sudah dijalani Ibu Windi selama 15 tahun ini sedikit banyak membantu pemasukan beliau. Meskipun sumber pemasukan utama tetap ada pada suaminya, akan tetapi pemasukan dari bisnisnya ini bisa digunakan untuk keperluan lain dari bisnisnya itu sendiri, untuk ditabung, atau sekedar untuk membeli keperluan rumah tangga secara mendadak. Pemasukan dari usahanya inipun dapat dijadikan sebagai dana darurat.

Berbicara mengenai penghasilan, "Kalau untuk penghasilan, setiap bulannya pasti selalu ada pemasukan, tapi tidak tetap. Paling saat mendekati hari-hari besar penghasilannya akan jauh lebih besar dari sebelumnya" kata Ibu Windi. Di awal pandemi, Ibu Windi sempat sepi pesanan selama kurang lebih 3 bulan, hingga akhirnya bisnisnya bangkit dan mulai banyak memproduksi aksesoris lagi.

Hebatnya, pandemi ini tidak menghalangi bisnis Ibu Windi untuk terus berkembang, karena ternyata, di tengah pandemi ini Ibu Windi tetap giat berkreasi, tanpa target, sebanyak-banyaknya, dan ternyata banyak yang tertarik dengan karyanya. Sehingga dapat dikatakan pemasukan yang beliau dapat cukup signifikan bahkan meningkat.

Menurut Ibu Windi, mengapa bisnisnya ini bisa mendapatkan keuntungan selama pandemi, karena meskipun sekarang sedang PSBB dan semua kegiatan dilakukan online, ternyata banyak juga orang yang tetap ingin bergaya meskipun hanya melakukan virtual meet. Selain itu, Ibu Windi juga mulai menambah cabang bisnisnya, yang semula hanya di aksesoris dan brosch saja, sekarang bertambah ke strapmask dan connector masker. Logikanya, semua kalangan saat ini sedang membutuhkan barang tersebut, maka dari itu Ibu Windi mulai memproduksinya.

Ibu Windi berbagi tips and trick kepada para crafter di luar sana, yaitu "Selalu berkreasi dan bikin karya, walaupun tidak ada yang pesan. Percayalah, In Syaa Allah aksesoris yang kita bikin pasti akhirnya ada yang mau dan laku terjual. Kalau ada barang lama dan belum laku, biasanya saya rubah atau rombak menjadi model terbaru. Jadi, bahan lama tapi model baru" ucap beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun