Mohon tunggu...
Al Mujizat
Al Mujizat Mohon Tunggu... Penggiat Sustainability

Mempraktikkan, menulis dan melatih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Infaq yang Tak Kembali ke Umat

13 Oktober 2025   05:57 Diperbarui: 13 Oktober 2025   05:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan hanya kritik untuk pengurus masjid. Ini juga kritik untuk kita semua --- para jamaah. Kita sering menyumbang tanpa bertanya untuk apa. Kita sering infak tanpa menuntut transparansi. Kita sering datang hanya untuk salat, bukan untuk berdiskusi mencari solusi. Kita tidak menagih peran lebih dari masjid. Kita membiarkannya nyaman dalam fungsi minimal. Kita terbiasa menganggap masalah sosial sebagai urusan pemerintah.

Padahal pemerintah tidak bisa menyelesaikan semuanya. Dan sebenarnya, kitalah yang punya kekuatan --- termasuk melalui lembaga yang paling dekat: masjid.

Fungsi masjid perlu kita susun ulang. Bukan mengganti fungsi ibadah, tapi memperluasnya. Masjid seharusnya menjadi pusat pemberdayaan ekonomi: tempat pelatihan usaha, koperasi jamaah, pinjaman tanpa riba. Masjid seharusnya menjadi pusat kesehatan masyarakat: posyandu, penyuluhan gizi, donasi obat, klinik sederhana. Masjid seharusnya menjadi pusat pendidikan: les gratis, kelas literasi digital, mentoring karier. Masjid seharusnya menjadi pusat solidaritas sosial: membantu warga yang kesulitan tanpa birokrasi.

Masjid juga harus berani berkolaborasi. Dengan masjid lain, dengan lembaga sosial, bahkan dengan pemerintah. Tugas kita bukan membangun tembok lebih tebal --- tapi membangun jembatan lebih luas.

Kita punya masjid yang banyak. Kita punya jamaah yang melimpah. Kita punya dana yang tidak sedikit. Yang kita butuhkan hanyalah kemauan. Kemauan untuk melihat lebih jauh dari sajadah. Kemauan untuk menyentuh kehidupan nyata umat. Kemauan untuk turun ke jalan, menyapa kemiskinan, kebodohan, dan kesakitan.

Kalau tidak, masjid akan tetap ramai setiap Jumat, tapi tetap sepi dalam kehidupan masyarakat. Dan kelak sejarah akan bertanya: mengapa kalian membiarkan masjid menjadi bangunan sunyi di tengah penderitaan umat?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun