Mohon tunggu...
Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tukang Nongkrong

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inspirasi Martunis

15 Juli 2013   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musibah yang membawa berkah. Ungkapan ini sangat cocok disematkan kepada Martunis, bocah asal Desa Tibang, Banda Aceh. Ketika tsunami menggulung Banda Aceh, 26 Desember 2004, Martunis baru berusia 8 tahun. Musibah tersebut merenggut nyawa ibunya, Salwa, sang Kakak Nur A’la dan adik Annisa.

Kisah hidupnya bertahan dari amukan tsunami cukup dramatis. Dia selamat dari amukan tsunami, dan bertahan hidup di tengah puing-puing bekas hantaman tsunami selama 19 hari hanya dengan minum air atau makanan yang lewat dari laut. Ia terombang-ambing di laut menggunakan batang kayu dan kayu kursi.

“Saya mengumpulkan minuman dan makanan kemasan yang lewat selama saya berada di kawasan Deah Raya,” katanya.

Apa yang dialami Martunis mungkin lebih dramatis dari kisah dalam film “Life of Pi” tentang kisah seorang anak bertahan hidup di atas perahu di tengah lautan. Mereka berjuang antara hidup dan mati untuk selamat.

Martunis yang kini siswa kelas 3 SMA Negeri 15 Banda Aceh ini ditemukan oleh relawan asal Inggris setelah 19 hari terapung di lautan. Ia dibawa ke posko relawan Inggris di Peuniti. Selanjutnya ia dirujuk ke Rumah Sakit Tengku Fakinah untuk mendapatkan perawatan intensif. Setelah itu, untuk pertama kalinya setelah tsunami ia bertemu dengan orang tuanya, Sarbini.

Saat ditemukan, Martunis menggunakan jersey Timnas Portugal bernomor punggung 10 milik Rui Costa. Baju itu pula yang membuatnya terkenal ke seluruh dunia. Pasalnya, gambar Martunis menggunakan baju Timnas Portugal tersebut disiarkan oleh televisi dan media-media internasional. Hal ini mengundang simpati dari pelatih Phil Scolari dan skuad Timnas Portugal seperti Christiano Ronaldo. Bahkan, Ronaldo menyempatkan diri menjenguk Martunis di tahun 2005

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Martunis. Bahwa meski musibah datang silih berganti, tak boleh membuat kita pesimis. Musibah sama sekali bukan untu ditangisi. Sebab, di balik musibah kita masih mampu mencapai bahagia. Pastilah setiap musibah ada hikmahnya. Mungkin begitu keyakinan yang ada di hati lelaki kelahiran 2 Mei 1997 tersebut.

Bayangkan, selain mendapatkan biaya biaya sekolah, Ronaldo juga memberinya handphone. Martunis juga diajak ke Portugal. Padahal, tak sembarang orang bisa bertemu dengan Ronaldo. Kita tahu dia adalah pesepakbola hebat di dunia. Keahliannya mengocek si kulit bundar tak perlu diragukan. Dia juga seorang pencetak gol dengan kemampuan yang nyaris sempurna: dia bisa mencetak gol lewat kaki kiri atau kanan, bahkan dengan sundulan kepala sekalipun.

Tapi, ada pemandangan tidak biasa ketika Christiano Ronaldo mengunjungi Bali beberapa waktu lalu. Ronaldo yang datang ke pulau dewata itu selain berlibur juga untuk menjalankan misi sebagai duta mangrove Indonesia. Namun di sela-sela misi tersebut, Ronaldo menyempatkan diri berpose dan memeluk erat seorang anak Aceh. Nama anak itu, Martunis, yang sudah menjadi anak angkat Ronaldo.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok pemalu itu. Bahwa di balik musibah pasti ada rahasia Tuhan yang tersingkap! []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun