Jelas sangat merepotkan warga miskin yang biasanya hanya berbelanja di warung-warung dekat rumah dan di pasar tradisional. Implikasinya, kita dengar banyak kartu ini yang digadaikan atau di jual.
Hayu Prabowo kampanyekan kartu alternatif. Kartu Sembako Gratis, misalnya, yang lebih Mantul dari Kartu Sembako Murah. Tegaskan juga kartu ini dapat ditukarkan dengan uang di gerai-gerai Alfamart dan sejenis nya yang sudah hadir hingga ke pelosok desa.Â
KARTU INDONESIA PINTAR UNTUK PERGURUAN TINGGI
Kartu ini sebenarnya tidak lebih dari kartu beasiswa yang sebelumnya hanya diberikan untuk siswa hingga sekolah menengah atas dan yang sederajat. Untuk yang perguruan tinggi nantinya biasanya yang terbanyak penerima adalah mahasiswa yang kuliah PTN atau PTS besar yang umumnya berasal dari keluarga mapan yang sebetulnya tidak begitu mendesak untuk menerima beasiswa.Â
Mahasiswa dari PTS menengah dan bawah yang umumnya dari keluarga kurang mampu apa lagi yang prestasi akademis yang tidak super, biasanya tidak dapat. Apakah skim beasiswa seperti ini cukup adil?
Lebih jauh lagi perlu juga dipertanyakan apakah masalah terbesar pada jenjang PT kita adalah program beasiswa? Hayu Prabowo keluarkan gagasan Super mu yang super Mantul.
KARTU PRA KERJA VOKASI
Biasanya Vokasi itu untuk menyediakan tenaga-tenaga terampil yang masih langkah seperti tukang las, operator alat-alat berat, dan mungkin sekarang tenaga-tenaga yang ahli IT. Bidan dan Perawat apa termasuk kategori ini? Kursus-kursus di lembaga bahasa? Tenaga Sales? Manajemen dan dan administrasi perkantoran?
Jika sekarang banyak sekali jumlah lulusan SLTA yang hanya dapat pekerjaan seperti OB dan Cleaning, apakah karena mereka kekurangan skill atau karena sangat sulitnya lapangan kerja? Penulis cenderung mengatakan karena jumlah pekerjaan yang lebih manusiawi sangat kecil dibandingkan dengan jumlah pencari pekerja lebih-lebih yang hanya tamat SLTA.
Misall, penulis temukan ada ribuan pelamar di gerai McDonald Sukahati Bogor. Yang diterima hanya belasan orang. Untuk CPNS, sebagai contoh lain, jumlah yang lulus seleksi hanya sekitar satu persen. Ini disebabkan bukan mereka kurang layak tetapi formasi yang tersedia relatif sangat-sangat sedikit dibandingkan jumlah pelamar.
Hayu Prabowo rancang Kartu Vokasi yang lebih Mantul dari yang dipikirkan Jokowi.
Pemilih cerdas, walaupun minoritas, hanya memilih Paslon yang lebih baik.