Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bandara Soetta (SHIA) Jakarta Hanya Punya Satu Runway

23 Februari 2018   10:24 Diperbarui: 24 Maret 2018   23:23 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewahnya gerbong KA Bandara. Dokumentasi pribadi

Kerennya terminal tiga Bandara Sokearno Hatta International Airport (Soettta) itu sudah diketahui. Demikian juga dengan sarana dan prasarana Sky Train SHIA ini. Banyak lagi yang bikin dada ini gemuruh merasakan kehebatan Presiden Jokowi. Namun, dalam perjalanan penulis Bogor - SHIA- Palembang PP, ada hal yang sangat penting yang terabaikan oleh otoritas Angkasa Pura II dan Pemerintah. Untuk itu, kisah lebih jauh atas kehebatan dan efisiensi SHIA dan konektivitas KA Bandara - KRL Jabodetabek, penulis sajikan pada alinea-alinea setelah alinea-alinea yang menyajikan sarana dan prasarana terpenting yang terabaikan tersebut. 

Prasarana sangat penting apa yang terabaikan dalam melakukan modernisasi dan ekspansi SHIA ini? Jawabnya adalah RUNWAY. Runway atau landas pacu tempat pesawat take off dan landing Soetta hanyasatu yang itu-itu saja sejak 38 tahun yang lalu. Bandara Soetta hanya memiliki satu runway dan terabaikan dalam kegiatan modernisasi dan ekspansi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi sejauh ini. 

Mungkin banyak diantara kita yang sudah sempat mampir di Bandara Kualalumpur atau Changi Singapura. Traffic pesawat take offdan landing di kedua bandara internasional itu jauh lebih banyak dan lebih padat dibandingkan dengan yang ada di SHIA. Namun, adakah kita merasakan pesawat antri berjam-jam untuk take off, atau, landing? Tidak ada. Hanya membutuhkan waktu dalam hitungan menit untuk setiap pesawat take off dan landing di kedua bandara tersebut. 

Bandara Kualalumpur dan Changi Singapura masing-masing memiliki beberapa runway. Changi Singapura sendiri dengan 360.000 flights flying dan setiap 90 detik (1,5 menit) ada pesawat yang take off atau landing memiliki DUA paralel runway sejak tahun 1991. Selain itu, Changi juga memiliki empat alat/mesin canggih (The Rubber Removal Machine; The Runway Sweeper; The Friction Tester, dan The Airside Safety Rover) dengan harga yang relatif murah rasanya tetapi tidak dimiliki oleh SHIA. Mesin/alat-alat tersebut (special vehicles) berkontribusi penting atas terlaksananya Changi’s 360,000 flights flying. Labih jauh lagi, sejak 2015 Changi mengerjakan proyek Changi East yang merupakan runway ketiga dan diperkirakan Changi East akan selesai dalam tahun 2020.

Sama halnya seperti Changi Singapura, Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) memiliki dua runways yang paralel, yang masing-masing sepanjang 4.000 meter (4 km). Proyek KLIA yang rampung dan mulai dioperasikan di tahun 1998 menelan biaya US$3.5 miliar dan memiliki slogan "Bringing the World to Malaysia and Malaysia to the World."  

Passages yang menyesakan dada!

Sekarang kita kembali ke SHIA lagi. Dengan kondisi runway yang hanya satu itu, tak heran jika delay penerbangan sangat tinggi di SHIA. Tingginya frekuensi delay tersebut sebagian disebabkan oleh mengekornya antrian pesawat untuk take off dan landing.Penulis waktu trip Bogor to Palembang itu terpaksa duduk dengan kecemasan dalam pesawat hampir satu jam. Kami menerima penjelasan dari aircrew Citilink bahwa pesawat menungguantrian untuk take off.

Lebih lanjut, ini pengalaman miris penulis di Bandara Soetta beberapa tahun yang lalu. Pengalaman penulis itu terkait dengan pesawat udara kami yang diperintahkan untuk berkeliling di udara sebelum diizinkan mendarat di Soetta.  Padatnya traffic udara di Bandara Soetta menyebabkan pesawat yang saya tumpangi terpaksa berkeliling diatas Jakarta dan sekitarnya dalam waktu sekitar satu jam sebelum diizinkan mendarat. 

Pengalaman itu rasanya sebelum Bandara Halim PK dibuka untuk penerbangan komersiel. Kemudian penulis hanya lewat Halim PK jika berpergian dengan pesawat udara sampai dengan pertengahan Februari ini ketika mendengar skapansi dan modernisasi Soetta sudah selesai serta KA Bandara sudah beroperasi kembali. 

Sumber. Otoritas Bandara SHIA
Sumber. Otoritas Bandara SHIA
Memang menakjubkan konektivitas antar terminal di SHIA saat ini. Antara terminal satu dengan yang lainnya terhubung dengan beberapa conveyor datar (lantai berjalan) yang indah dan bagus. Ada lagi Sky Train yang serupa dengan yang ada di Changi Singapura. Fasilitas menunggu bagasi juga oke dan kami tidak perlu berlama-lama dan berjam-jam seperti dulu untuk mengambil bagasi.

Ruang tunggu sudah tertata dengan rapih dan nyaman untuk makan dan minum di berbagai restoran dan restoran cepat saji yang jumlahnya banyak sekali.  Serasa saya tidak di Indonesia lagi ketika melewati, tata letak ruang tunggu, lounge, cafe dan restoran. Penulis juga dengan gampang naik lift dan kemudian naik Sky Train untuk menuju KA Bandara SHIA - Stasiun Sudirman Baru yang demikian megahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun