Mohon tunggu...
Almeid Jati W
Almeid Jati W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jawa Timur

saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jawa Timur dengan mengambil program studi Ilmu Hubungan Internasional. saya pribadi memiliki ketertarikan dalam berolahraga sehingga bermain bola seperti sepak bola dan futsal adalah hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dinamika Perkembangan Terorisme Perempuan di Indonesia Tahun 2014-2019

24 Juni 2022   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2022   17:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://nasional.tempo.co

1. Pendahuluan

Kasus terorisme di Indonesia bukanlah hal baru mengingat kembali Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dalam terorisme seperti Bom Bali I, Bom Bali II, Bom Mariot, Hingga Bom Sarinah. Bom Sarinah yang terjadi pada 2016 merupakan aksi yang diklaim oleh ISIS yaitu sebuah kelompok teroris dari Syria dan Suriah (Tempo, 2016). Kelompok teroris Islamic State Of Iraq And Syria atau dikenal sebagai ISIS membuat adanya perhatian oleh masyarakat internasional karena kelompok tersebut menimbulkan ancaman yang serius bagi dunia melalui berbagai macam tindakan radikalnya. Di Indonesia sendiri ISIS telah dikenal sejak tahun 2014 dengan beberapa pengikut ISIS di Indonesia yang mendeklarasikan kesetiaannya kepada pemimpin ISIS (Nainggolan, 2016), penyebaran ISIS sendiri dilakukan dengan berbagai propaganda melalui berbagai instrumen media sosial. Berbagai macam aksi aksi dilakukan oleh Pro-ISIS di Indonesia untuk mencapai tujuannya.

Saat ini terorisme tidak hanya melibatkan satu gender saja tetapi perempuan juga ikut berperan dalam melakukan aksi terorisme, kelompok terorisme saat ini diyakini meningkat baik di tingkat nasional maupun internasional semenjak diyakininya perempuan berperan aktif dalam terorisme. Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme membuat kelompok terorisme bisa lebih luas dalam menjalankan aksinya. Tidak hanya itu tetapi keterlibatan perempuan dalam terorisme juga membuat adanya ketakutan keamanan nasional maupun internasional dalam memerangi terorisme. Selain berperan dalam aksi terorisme, perempuan juga berperan dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, bisa dikatakan bahwa perempuan dalam terorisme berperan sebagai penjahat dan polisinya. Peran dalam pencegahan sendiri perempuan memiliki banyak cara untuk mencegah terorisme dan radikalisme.

Saat ini Indonesia juga dihantui oleh peran perempuan dalam terorisme pasca masuknya ISIS di Indonesia pada tahun 2014, Perempuan sendiri memiliki berbagai macam posisi dalam terorisme. Posisi perempuan dalam terorisme dibagi menjadi 2 yaitu peran tidak langsung dan peran langsung yang nantinya peran tersebut memiliki tujuan dan tugasnya masing masing.

2. Pembahasan

  • Radikalisasi Perempuan Indonesia Dalam Terorisme

Semenjak kedatangan ISIS di Indonesia pada tahun 2014 terorisme tidak lagi memandang usia maupun gender, saat ini anak anak maupun perempuan juga ikut dalam aksi terorisme meskipun memiliki peran yang berbeda beda yaitu perang langsung ataupun tidak langsung. Untuk menggaet perempuan agar bisa terdoktrin tentunya ISIS memiliki strategi dalam hal tersebut, ada beberapa titik lemah perempuan yang telah kelompok teroris ketahui sehingga kelompok teroris sudah paham untuk mempengaruhinya. Perempuan dan anak sendiri berada dalam pusaran terorisme yaitu sebagai kelompok rentan terpapar, korban, dan pelaku.

Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan rentan paham radikalisasi di Indonesia, yang pertama adalah faktor budaya patriarki, budaya patriarki di Indonesia menimbulkan perempuan di Indonesia merasa dianggap tidak mampu dan hanya diperbolehkan mengurus pekerjaan rumah saja, hal tersebut membuat adanya rasa jenuh yang membuat perempuan mudah dimasuki paham radikalisasi. Lalu yang kedua adalah ekonomi, penghasilan ekonomi di Indonesia sangatlah rendah yang membuat kemiskinan masih terjadi, hal ini membuat kelompok teroris di Indonesia dapat mendoktrin perempuan di Indonesia dengan imbalan ekonomi. Dan yang ketiga adalah akses informasi, globalisasi saat ini menjadi media terorisme dalam menyebarkan propagandanya maka tidak heran jika perempuan Indonesia dapat terdoktrin melalui akses informasi.

Pada dasarnya seseorang terpapar radikalisasi secara cepat itu relatif akan tetapi perempuan lebih cepat dan perempuan cenderung lebih sulit untuk di deradikalisasi. Lingkungan sekitar juga menjadi salah satu faktor masuknya radikalisasi terhadap perempuan, doktrin yang terjadi di lingkungan sekitar lebih cepat dibandingkan dengan doktrin yang ada di media lainnya. Beberapa tahun telah terjadi aksi terorisme yang telah dilakukan oleh perempuann di Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa terorisme perempuan di Indonesia masih marak terjadi meskipun sangat sempit pergerakannya. Radikalisasi perempuan di Indonesia masih sangatlah rentan dikarenakan beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas terutama pada faktor ekonomi yang membuat perempuan terlalu mudah untuk diradikalisasi, meskipun radikalisasi perempuan dalam terorisme tidak langsung membuat perempuan sebagai aktor aksi terorisme tetapi peran perempuan bisa dimulai dari peran tidak langsung seperti sebagai support system kelompok terorisme.

Meskipun sangat jarang ditemukan keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme akan tetapi semua aksi aksi teroris di dunia diyakini melibatkan perempuan didalamnya, di Indonesia sendiri radikalisasi perempuan dalam terorisme masih terus dilakukan dan akan terus meningkat. Untuk menghentikan dan meningkatnya adanya radikalisasi perempuan dalam terorisme maka diperlukan aksi nyata agar pencegahan dapat dijalankan.

ISIS merupakan kelompok teroris yang sangat berbahaya bagi keamanan nasional maupun internasional dikarenakan tindakan radikal yang dilakukannya, untuk mencapai tujuannya ISIS selalu memiliki strategi baru agar dapat menjalankan aksinya dengan baik. ISIS telah muncul di Indonesia sejak 2014 dan sejak saat itu ISIS memiliki jaringan di Indonesia, di Indonesia ISIS telah menandakan bahwa adanya strategi baru yang terpakai yaitu merekrut dan melibatkan perempuan dalam terorisme. Maka dari itu sejak kedatangan ISIS di Indonesia teroris perempuan di Indonesia semakin meningkat dan semakin aktif dalam aktivitas terorisme di Indonesia. keaktifan perempuan dalam aktivitas terorisme di Indonesia pasca ISIS sendiri terjadi dikarenakan jaringan ISIS di Indonesia yang semakin luas dan persebaran paham radikalisme yang menyerang perempuan dan perempuan sendiri dapat dikatakan sangat cepat dalam radikalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun