Mohon tunggu...
Alma Wahdie
Alma Wahdie Mohon Tunggu... Tutor - Full Time IRT, Part Time Teacher, Freelance Writer

Forever learner. Emak newbie yang suka nulis. Nulis juga di: http://www.almawahdie.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Celup Jari Jadi Biru Berbekal Form A5 saat Pilkada Sumatera Selatan

27 Juni 2018   23:48 Diperbarui: 28 Juni 2018   01:03 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eaaa...

Hari ini ramai bertebaran foto jari bertanda khusus! Kaya iklan kuis gitu pake khusus-khususan. He he he...

Rabu, 27 Juni 2018 adalah salah satu momen pesta rakyat Indonesia. Beberapa provinsi dan kota/kabupaten menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sumatera Selatan menjadi salah satu yang ikut melaksanakannya.

Kita coblos 2 posisi sekaligus di sini. Yakni untuk posisi Gubernur dan Bupati (soalnya saya tinggal di tingkat kabupaten). 

Sebenarnya, hampir saja saya beserta suami terpaksa jadi bagian golput-man. Lantaran pekerjaan beliau tidak memungkinkan untuk ditinggalkan. Walaupun instruksi Pak Presiden adalah libur nasional. Tapi tentu saja tak bisa berlaku untuk semua pihak.

Pekerjaan suamiku memang demikian adanya. Saya pribadi hampir lupa pada hari Minggu yang notabenenya libur toh? Karena liburnya Pak Suami (PakSu) tidak menentu. Tergantung jadwal per dua bulan. Jadi, kadang pas di Minggu, kadang tidak.


Sama halnya dengan hari ini. Tak ada libur. Namun, pengumuman dari Pak Presiden kemarin itu cukup menggerakkan stakeholders perusahaannya untuk membuat woro-woro.

Karena pilkada, jam kantor agak mundur. Karyawan boleh hadir pukul 10.00 pagi. Begitu bunyinya.

Lumayanlah. Meski hari ini jadwal PakSu shift malam. Ahahaa... Ora ngefek!

Alhamdulillah, dengan sedikit usaha akhirnya berhasil memberikan tanda khusus di ujung jari kelingking hari ini.

Semoga siapapun yang akhirnya terpilih sesuai ketetapan perhitungan, adalah pemimpin yang amanah. Aaamiiin.

Di Balik Layar

Saya dan suami tercatat sebagai warga kampung di Kecamatan Gelumbang sana. Sementara karena tuntutan pekerjaan, kami berdomisili di Muara Enim, Kota Kabupaten.

Beberapa hari sebelumnya, orang tua mengabarkan bahwa surat undangan untuk memilih saat pilkada sudah diterima. Kubilang, nampaknya akan absen kali ini. 

Alasannya, yah seperti penjelasanku tentang jam kerja suami tadi.

Walaupun demikian, aku dan suami masih berunding - mencari cara agar suara kami bisa dimanfaatkan daripada golput. 

Alhasil, muncul beberapa opsi.

  1. Aku akan pulang ke rumah. Setidaknya ada satu suara disumbangkan daripada hangus keduanya. Tapi, opsi ini dibatalkan karena kasihan pada anak bayi kami kalau harus bolak-balik. Apalagi di jalan berdua dengan bayi saja rasanya aku belum PD. Masih butuh bantuan barangkali sang anak rewel di jalan.
  2. Ambil cuti besar? Mengingat bulan lalu sudah ambil cuti saat awal Ramadhan, rasanya berpeluang kecil untuk di ACC Pak Bos.
  3. Apa urus pindah pilih saja ya? Tapi, ribet kayanya. Ya sudahlah. Absen dulu. Hahaha

Nah, pucuk dicinta ulam tiba!

Mang Edi, salah satu keluarga di Kompal cerita bahwa dia siap memilih. Sudah pegang surat pindah pilih katanya. Aku pun bertanya pada beliau. Katanya mudah. Tinggal minta saja di TPS tempat kita terdaftar.

Aku maju mundur.

Iya gitu mudah? Begitu batinku. 

Saat tengah mencari tahu prosedurnya, aku melihat status whatsapp temanku. Ternyata di pilkada ini, dia bertugas sebagai salah satu panitianya.

Ss status di Whatsapp story teman (dok pribadi)
Ss status di Whatsapp story teman (dok pribadi)
Aku pun menanyakan perihal surat pindah pilih itu. A5 nama berkasnya. Singkatnya begini menurut penjelasan temanku:

Formulir Model-C6 Pilkada Sumsel (dok pribadi)
Formulir Model-C6 Pilkada Sumsel (dok pribadi)
Bawa Model-C6 (Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Kepada Pemilih) ke TPS yang menerbitkan. Lalu minta tolong untuk diterbitkan (tukar/ganti) Model-A5 nya.

Screen shoot dari file pdf dari teman panitia pilkada
Screen shoot dari file pdf dari teman panitia pilkada
Aku sudah lihat formulir Model-A5 itu dari temanku tadi. Sengaja aku tanyakan barangkali dia punya info terkait. Kulihat ada isian tentang TPS yang akan kudatangi di tempat domisili ini. Sementara aku belum tahu nama dan di mana TPS di sekitar rumah di sini nanti.

Sebagai persiapan barangkali ditanya, aku survey TPS yang dekat dengan rumahku. Ada 2 TPS ternyata. Lalu, kudatangi salah satunya untuk kroscek info sekaligus mencari tahu nama TPSnya.

Menurut panitia di TPS 06 yang kukunjungi itu, aku bisa ikut nyoblos dengan Model-A5 di TPS yang satunya. Yaitu TPS 05.

Kutebak mungkin mereka mengelompokan berdasarkan RT atau beberapa blok tertentu. Karena sebelumnya mereka menanyakan aku tinggal di blok mana di sini.

Jadi, aku akan mencelupkan ujung jari di TPS 05!!!

Langkah selanjutnya adalah meminta formulir Model-A5 seperti cara yang disebutkan. Benar saja, panitia setempat menanyakan aku akan 'numpang milih' di TPS mana. Untung saja sudah tau yaa...

Akhirnya kudapat formulir Model-A5 itu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Jadi juga kita nyelupin ujung jari!

Batal jadi golput-man. Alhamdulillah. Setelah kewajiban dipenuhi, semoga yang terpilih pun memenuhi amanahnya.

Sungkem makasih sama Mang Edi. Makasih buat keluarga Kompal pastinya. Juga tak ketinggalan sungkem ke Mbak Fifi, panitia yang betah ditanyain ini-itu. Adekmu ini ga berubah mbak yaaa... Hehehe... (Kok jadi kaya lembar ucapan terima kasih thesis? Haaa)

Keren! Pemilu Indonesia aman dan nyaman sekali! 

Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun