Mohon tunggu...
Al Makur
Al Makur Mohon Tunggu... Petani - Anak petani

Albertus Makur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mengenal Diriku dan Mengenal Dia

9 Juni 2020   20:24 Diperbarui: 9 Juni 2020   23:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayang terimah kasih untuk pendampinagn-mu di bulan yang telah dilalui siapa aku ini, sehingga engkau memilih aku dari sekian banyak pemuda hebat diluar sana. Aku hidup hanya untuk mencoba dan selalu bersyukur apa yang engkau berikan untuk aku. Setelah melewati 30 hari bulan oktober yang penuh tanda tanya ini, saya sudah menemukan jawaban sebenarnya bahwa saya bisa. Ketakutan, emosi, dan masih banyak hal yang yang membuat stabikitas logika hingga tidak seimbang. 

Tetapi saat ini saya telah mendengar suara yang tak mengenal waktu, tidak mengenal arah, dan tidak mengenal untuk siapa suara itu, tapi suara itu sangat jelas dan sangat aku kenal dan saya tahu sumbernya adalah Tuhan.

Suarah itu mengemban amanah, bahwa tuhan telah mempercayai saya. 

Membuka sebuah perubahan agar mencapai kematangan yang sesungguhnya. Mencapai target dibulan ini ketika aku telah mengenal diri dan telah mengenal panggilanku. Awali hal dengan baik untuk sebuah perubahan tanpa harus tanpa harus menunggu orang lain,

Menahan dalam kegersangan harapan, tidak kenal menyerah menantang diri sendiri, refleksi, evaluasi diri tentu bagian ini menjadi andalan sebagai dasar dasar dalam berproses

08 oktober 2019

Penyesalan pada hakekatnya datang setelah semuanya terjadi. Dia datang seakan sebagai pahlawan kesiangan yang berusaha paya untuk menyadarkan saya denga apa yang telah terjadi. Tetali lebih bermakan ketika kita mengetahui apa sebenarnya makna dibalik kedatangnya. Setiap sudut pandang kita mungkin berbeda setiap individu memiliki 

Prsepsi dualis terkait penyesalan yaitu antara antara antar keberuntungan dan kemalangan.

Tapi ketika seorang sosok yang tegar dan tidak menerima kesalahan apaun yang terjadi, dia tetap saja mengaggap penyesalan sebagai keberuntungan dalam dirinya. Lantas kenapa demikian, setiap masalahpun kita mesti pelajari, artinya kita memaknakan itu dengan merekam emosional datangnya penyesalan itu tentu membuat saya bisa menumbuhkan kekuata baru.

Menerima sebuah kesuksesan tergantung perjalanan dari setiap kita, merubah diri itu sangat sulit kitapun lebih murni ketika kita tanpa mengenal dunia di revolusi ini. Kita tetap menuntut panggilan hati nurani sedang beribah dengan sebuah kalimat yang mewakilisejuta kalimat doah"Tuhan Datanglah" tutup matah tegakan badansaya mulai bermeditasi di sudut kapel ini. 

Hidupku sudah berada pada pada posisi yang pas. Dan segala ujud doaku selama 45 menit aku rasanya aku tak cukup melempiaskan kebahagianku pada Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun