Mohon tunggu...
Almahdi Saputra
Almahdi Saputra Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas

Jangankan Bodoh, Bodoh Saja Belum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Pahlawan sebagai Perekat Persatuan

11 November 2019   08:00 Diperbarui: 11 November 2019   08:01 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentunya semua kita sudah mengetahui dan juga menyadari bahwa tepatnya tanggal 10 November diperingati sebagai hari yang sangat bersejarah dan penuh suka duka bagi bangsa ini, yaitunya "Hari Pahlawan". Sebelum berbicara tentang hari pahlawan sudah barangtentu kita mesti mengetahui apa maksudnya terlebih dahulu. Hari pahlawan adalah sebagai ajang untuk memperingati pertempuran yang terjadi  di Surabaya yang terjadi pada tahun 1945, dimana para tentara Indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Walaupun secara pengertian kita menemukan bahwa peringatan ini hanya ditujukan kepada pertempuran yang terjadi di Surabaya saja, tapi kalau kita gali makna yang lebih dalam hari pahlawan juga meliputi peringatan kepada semua pahlawan indoneisa yang gugur di medan perang. Apakah mereka yang beragama islam, Kristen, katolik, hindu, budha, konghucu ataupun mereka yang dari suku jawa, Madura, sumatera, batak atau yang lain-lain. Yang mana mereka semua telah bercucuran darah, bermandikan keringat dan bersenandung tangis untuk meraih kemerdekaan yang kita rasakan saat ini.

Lalu yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah, kenapa mereka yang dengan begitu banyak perbedaan tapi masih bisa meraih sesuatu yang besar bahkan berhasil mengusir para colonial yang sedang menggerogoti tubuh bangsa kala itu. jawabannya adalah persatuan dan kesatuan merekalah yang mampu mengusir kejamnya kolonialisme dari ranah ibu pertiwi ini.

Bahkan kalau kita mau mengintip sejarah kebelakang, tepatnya tanggal 28 oktober 1928 telah diikrarkan suatu sumpah setia oleh para pemuda. Yaitunya sumpah pemuda. Yang mana hal ini memberikan isyarat kepada kita bahwasanya persatuan dan kesatuan itu teramat penting untuk dibangun, dipertahankan, dan diperkokoh. Dan buktinya lebih kurang 17 tahun setelah ikrar itu, kita bisa meraih yang namanya kemerdekaan. Walaupun melalui jalan cerita yang panjang dan berliku-liku tapi pada akhirnya usaha kita juga membuahkan hasil.

Dan sudah merupakan sebuah kewajiban bagi kita selaku pewaris peradaban saat ini untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan yang sudah diukirkan dalam bentuk bungkusan kemeredekaan oleh para pahlawan kita terdahulu. Namun memang kenyataannya tidak sesuai dengan harapan yang dicita-citakan oleh para pahlawan kita. Untuk masa sekarang Indonesia itu tidak sedang kekurangan kuantitas SDM-nya. Tapi yang kurang itu adalah kualitas persatuan dan kesatuan dari SDM-nya itu sendiri. Dan penulis memang mengamini hal yang demikian.

Saat ini kita saling jatuh menjatuhkan untuk merebut kekuasaan, saling menghujat dan menebar kebencian antar sesama anak bangsa. Adu domba pun sudah sangat terang-terangan dilakukan, isu agama seakan-akan menjadi bahan yang gurih untuk dinikmati, suku dan ras dijadikan alat untuk menunjukkan sikap angkuh dan sombong. Bahkan yang lebih mirisnya persoalan pakaian pun mampu membuat kita terpecah belah dan saling membenci. Tentu kalau kita seperti ini yang ketawa adalah orang luar sana.

Oleh karena itu melalui momentum hari pahlawan ini mari kembali kita rajut persatuan yang sudah mulai berserakan, kita rekatkan kembali persatuan yang sudah mulai terpecah-belah agar persatuan itu dapat berdiri kokoh seperti yang kita harapkan. dan dengan persatuan itulah nantinya kita akan menyongsong  deru ombak kedepan. Apalagi sekarang tantangan zaman sudah sangat berat  yang mesti kita pikul. Akan menjadi sebuah hal yang mustahil bagi kita untuk tetap bertahan menghadapi itu semua kalau tanpa persatuan dan kesatuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun