Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

4 Alasan Mengapa Lelaki Sebaiknya Hanya Memiliki Satu Istri

16 Mei 2015   06:13 Diperbarui: 26 Juli 2015   11:09 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431709805928870288

[caption id="attachment_417769" align="aligncenter" width="572" caption="Illustrasi | alldie"][/caption] Laki-laki memiliki kecenderungan memiliki pasangan hidup lebih dari satu, entah itu pasangan legal, setengah legal atau illegal. Kecenderungan ini oleh agama tertentu di akomodir dengan memperbolehkan beristri sampai empat orang dengan persyaratan yang sangat ketat, tetapi ternyata dalam prakteknya banyak hal yang tidak diindahkan, contohnya rasa keadilan dan keiklasan. Pertanyaannya, mungkinkah suami bersikap adil terdahap para istrinya? Benarkah para wanita ihklas berbagi suami dengan wanita lain?.

Rasanya tak perlu dibahas karena setiap orang punya alibi dan alasan masing-masing. Namun demikian, tak ada salahnya jika kita saling mengingatkan minusnya memiliki istri lebih dari satu (tunggu dulu, saya tak berdebat tentang izin agama, tapi mari kita meniliknya dari sisi “rasa”). Bagi saya, memiliki istri lebih dari satu adalah sesuatu yang mustahil, karena saya bukanlah laki-laki yang dilahirkan untuk mampu mengelola konflik dalam rumah tangga akibat adanya istri lebih dari satu (kasarnya, saya hanya mampu mengelola satu orang istri, itupun penuh dengan kekurangan dan kelebihannya).

Orang tua saya menasehati, jangan pernah memiliki istri lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan dengan pertimbangan dan alasan :

1. Istri Pertama, Surga Dunia Akhirat.

Inilah perempuan sebenarnya istri, bukan hanya karena dia pertama kali menemani dalam kehidupan lelaki pasangannya, tetapi mereka umumnya memiliki ketangguhan yang tidak dimiliki oleh perempuan lain. Istri inilah yang siap menerima kita, ketika kita tidak punya apa-apa, Mereka umumnya melihat para suami apa adanya dan kebanyakan dari memegang teguh janji setia yang pernah diucapkan. Tentu saja tidak 100% istri pertama yang terbaik, sebagaimana perempuan umumnya mereka juga memiliki kekurangan dan tugas suamilah menutupi kekurangan tersebut seperti mereka menutupi kekurangan suaminya.

2. Istri Kedua, Surga Dunia


Saya belum pernah menemukan istri kedua yang mau menikah dengan suami yang miskin, umumnya mereka yang menjadi istri kedua setelah melihat sang calon suami sedikit memiliki harta dan lelaki sepertinya tidak mungkin akan memiliki istri kedua jika dia tidak memiliki harta. Dan pada golongan ini, mereka akan dengan mudahnya meninggalkan suami, jika sang suami sudah bangkrut. Karena mungkin yang mereka kejar hanya harta (surga dunia). Suami yang memiliki istri lebih dari satu memiliki kecenderungan berbohong yang tinggi, jika sudah begini, mungkin saja kenikmatan dunia bisa diteguk tetapi akhirat?

3. Istri Ketiga, Neraka Dunia

Kehadiran istri ketiga umumnya diawali karena adanya rasa tidak puas terhadap istri kedua (jangan sebut istri pertama), kekurangan pada istri kedua dicoba tutupi dengan menghadirkan istri ketiga. Jika seperti ini, pertengkaran demi pertengkaran dengan istri pertama dan kedua seakan menjadi menu sehari-hari. Bahkan bisa jadi istri pertama dan kedua sekongkol menghancurkan istri ketiga, bisa pula istri pertama dan ketiga yang seiya sekata menggasak istri kedua atau istri kedua dan ketiga mengeroyok istri pertama. Apa yang suami dapatkan jika kondisnya sudah seperti ini? Hanya prahara satu ke prahara lainya, bukankah ini sama dengan neraka di dunia? Jangan lagi berhayal adanya surga akhirat.

4. Istri Keempat, Neraka Dunia Akhirat.

Jika istri tiga saja sudah menghasilkan neraka dunia, bagaimana dengan hadirnya istri ke empat? Jika tiga istri saja saling tak akur, janganlah bermimpi memiliki empat istri, karena keributan yang saling sambung menyambung, tidak pernah putus, akhirnya suami stress dan sangat terbuka kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Keempat alasan tersebut nasehat orang tua saya dan berdasarkan pertimbangan logika semata, tidak ada surey, yang saya lakukan hanya melakukan pembicaraan singkat dengan beberapa orang yang saya kenal memiliki istri lebih dari satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun