Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balasan Surat untuk Jodoh

31 Oktober 2017   22:59 Diperbarui: 31 Oktober 2017   23:49 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai jodoh, terimakasih sudah menuliskan Surat Untuk Jodoh ini. Sebelumnya aku memohon maaf padamu karena baru beberapa bulan ini kita dipertemukan dan baru beberapa hari ini aku menemukan surat ini dengan cara yang membahagiakan. Aku mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah menunjukan perairan tenang dan lancar untuk menuju kepadamu setelah selama ini aku berlayar mencari-cari pelabuhan yang tepat dan yang baik.

Hai Jodoh, aku telah membaca isi surat dari mu ini. Tulisan dengan tangan mungilmu, tulisan sederhanamu, tulisan berisi sejuta pertanyaan bagaimana tentang diriku kala itu yang masih jadi bayang abu-abu kini bisa terjawab dan ijinkan aku untuk menjawabnya.

Kamu telah bertanya-tanya seperti apa diriku?

Ya seperti inilah diriku. Tidak tampan, tidak tinggi, dan tidak seperti Pradikta Wicaksono seorang vokalis band yang digandrungi banyak wanita. Bersyukurlah, seandainya saja aku seperti Pradikta Wicaksono yang digandrungi banyak wanita, aku yakin kamu akan dengan cepat memutuskan hubungan kita. Sebab sifat alami cemburumu yang akan menghanguskan semua tentang kita. Sungguh pasti kamu juga tidak akan sampai hati jika melihatku berfoto dengan para penggemar.

Ya seperti inilah diriku, diriku tidak terlalu tinggi dan berparas sederhana seperti orang jawa pada umumnya. Aku sungguh berterimakasih kepadamu, kamu telah menerima diriku yang penuh kesederhanaan ini dan kamu sambut dengan tangan terbuka yang mempersilakan masuk ke dalam ruang hatimu. Ruangan yang begitu amat rapih, bersih, putih. Nampaknya sudah lama kamu mempersiapkan ruangan ini untuk kehadiranku.

Kamu juga bertanya-tanya seperti apa kesibukanku?

Aku bukanlah orang yang bisa bermain tenis. Tetapi aku orang yang suka menghabiskan waktu luang dengan membaca. Kini kamu tahu kegiatan kesukaanku dan kini aku juga tahu kegiatan kesukaanmu. Aku berusaha mencoba wujudkan semua keinginanmu sebaik mungkin. Mari kita lakukan kegiatan menyenangkan yang kamu ingin lakukan disela-sela kesibukanku mencari nafkah.

Ketika aku telah menghabiskan sarapan pagi yang telah kamu siapkan sebelum berangkat bekerja, aku akan mencium keningmu dan membalas lambaian tanganmu. Lalu aku akan berangkat bekerja dengan hati penuh rasa cintaku kepadamu. Ketika waktu jam pulang bekerja tiba, aku akan segera bergegas pulang tanpa mampir ke tempat tongkrongan atau tempat hang out ku dulu ketika masih membujang.

Kini aku sudah lupakan mimpi ego mudaku dulu. Ketika sesampainya aku di rumah, kita bisa berbagi cerita tentang apa saja yang kita alami sepanjang hari sambil minum teh manis hangat sampai matahari terbenam menutup obrolan kita lalu aku akan memimpin ibadah solat maghrib untuk keluarga kecil kita.

Di suatu sore kita akan bersama-sama membersihkan halaman rumah kita, menata kebun sayur yang berada di halaman belakang rumah kita. Dan ketika malam tiba kamu akan mengajak aku untuk melihat gemerlap bintang di langit sambil berpegangan tangan. Aku pun demikian, berharap terus tetap berpegangan tangan meskipun ada masalah diantara kita. Aku berharap sebesar apapun masalahnya kita bisa menyelasaikannya dengan baik tanpa ada keributan.

Kamu ingin membesarkan anak-anak kita jauh dari hingar bingar kota dengan orang-orangnya yang egois. Kamu ingin mendidik mereka di tempat yang asri dimana mereka bisa mengenal alam dan masyarakat yang ramah. Untuk kesekian kalinya aku setuju denganmu, kita sependapat, kita sepemikiran, mari kita mendidik anak-anak kita di tempat yang kita inginkan bersama guna tumbuh kembang yang baik dengan akhlak yang baik pula. Menjadikan mereka pribadi yang santun, ramah dan dekat dengan Allah SWT. Menjadikan mereka anak yang senang belajar, mencintai ilmu pengetahuan dan selalu rendah hati. Inilah adalah impian kita mari kita wujudkan bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun