Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Masjchun Sofwan, Bupati “Legendaris” Temanggung

5 Oktober 2015   16:17 Diperbarui: 4 April 2017   17:50 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberhasilan Temanggung yang selalu menjadi langganan sebagai kota terbersih tak lain adalah hasil kerja keras dan tangan dinginnya. Pak Masjchun tak segan-segan pula turun ke lapangan atau istilah sekarang populer dengan istilah blusukan, untuk mengecek langsung kondisi masyarakat yanbg dipimpinnya.

Saat melakukan blusukan dari kampung ke kampung, Pak Masjchun selalu menyamar sebagai orang biasa. Suatu ketika, dia pernah tertangkap basah sedang membersihkan sampah di kampung yang disinggahi. Sejak saat itu, banyak orang yang malu jika melihat lingkungannya kotor. Dengan tindakan langsung, Pak Masjchun memberikan contoh kepada rakyatnya.

Kiat Kepemimpinan Pak Masjchun

Kiat sukses kepemimpinan Pak Masjchun yang melegenda ternyata sangat sederhana. Kiat ini disampaikan sendiri oleh Pak Masjchun saat menyerahkan estafet kepemimpinannya sebagai Gubernur Jambi kepada penggantinya pada tahun 1989.

Berikut kutipan kiat tersebut, “Dalam agama diajarkan, bahwa setiap mengawali sesuatu, termasuk tugas, kita harus mengucapkan Bismillah. Kita bekerja itu karena Allah, diniati sebagai ibadat. Apapun fungsi dan tugas kita hasrus laksanakan semaksimal mungkin. Harus bekerja kerasmembanting tulang, tetapi dengan hati yang berserah diri (semeleh, bahasa Jawa), dengan tawakal. Jika apa yang kita lakukan itu dinilai baik oleh atasan ataupun lingkungan dan masyarakat, kita akan mensyukurinya, tetapi seandainya seseorang telah bersusah payah dan berusaha dengan sungguh dalam menunaikan tugas, tetapi dinilai tidak baik, tidak diterima baik oleh atasan mapunun lingkungan dan masyarakat, ia harus menerimanya dengan berserah diri kepada Tuhan. Yang penting dan tiap kali harus kita lakukan adalah mawas diri, bertanya kepada diri sendiri apakah kita telah menunaikan tugas dan kewajiban kita dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan.

Saya percaya bahwa pangkat, derajat dan rejeki itu tidak dapat dikejar-kejar dan dipaksakan untuk datang. Ia akan datang dengan sendirinya sesuai dengan amal perbuatan kita dengan tidak meninggalkan ikhtiar. Ujud dari ikhtiar tersebut ialah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, tiada terkecuali apakah sebagai pegawai negeri atau swasta”.

Rindu Model Kepemimpinan Model Pak Masjchun

Sebagai rakyat biasa kita tentu merindukan pemimpin model Pak Masjchun, pemimpin yang ikhlas dan sederhana serta bersungguh-sungguh melayani rakyat. Setiap kali melakukan blusukan, Pak Masjchun selalu melakukan sendiri, tanpa dikawal apalagi diliput media. Dengan cara ini dia langsung bisa melihat bagaimana kondisi dan situasi di wilayah yang dipimpinnya.

Pak Masjchun juga bukan orang yang ABS (asal bapak senang) dengan laporan yang baik-baik dari anak buahnya. Dia akan mengecek langsung setiap program pembangunan yang dilakukan dan memastikan bahwa semua berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pak Masjchun juga bisa memberikan arahan yang jelas kepada para stafnya sehingga mereka bisa menangkap setiap perintah dengan mudah dan jelas.

Selamat jalan Pak Masjchun Sofwan, insyaallah jalan Bapak mudah nan lempang dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun