Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mendidik Anak Tak Hanya Sekadar Membalikkan Telapak Tangan

6 April 2024   10:01 Diperbarui: 6 April 2024   10:15 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
orang tua dan anak (sumber: schoolofparenting.id)

Tak mudah mendidik anak. Pernyataan ini berlaku bagi sebagian orang tua yang memiliki anak yang belum bisa diatur. Mengatur anak sebenarnya mudah asalkan ada kerjasama antara kedua orang tua. Bila salah satu tidak mendukung, tentu anak akan semakin bingung dan kebebasan lebih akan dipilihnya tanpa menyadari konsekuensinya. Bagaimana bisa menyadari konsekuensi kalau mereka masih minim pengalaman? Kecuali bagi mereka yang memahaminya atas dasar pengalaman pengetahuan mereka dari buku atau pengalaman orang lain. Beberapa anak memahami kondisi orang tua dan sekitarnya kalau mereka memiliki pemikiran kritis atas apa yang boleh dan tidak. Mendidik anak tidaklah mudah. Bagi kebanyakan orang tua, mereka memilih untuk memiliki anak tanpa mempertimbangkan rencana bagaimana mereka akan mendidik anak-anak mereka kelak. Pertimbangan ini jauh dipikirkan berkali-kali asalkan tanpa ada orang yang mengganggu atas keberhasilan arah orang tua mendidik anak-anak mereka.

Memiliki anak tak sekadar keposesifan dan keprotektifan atas tubuh dan jiwa sang anak. Melahirkan bukanlah sebuah kewajiban bagi pasangan yang baru menikah. Dengan kata lain, melahirkan dan mendidik anak tak hanya sekadar membalikkan telapak tangan langsung jadi. Terutama dalam hal mendidik, tak hanya anak disekolahkan lalu tugas orang tua selesai. Justru seumur hidup orang tua akan selalu disibukkan dengan urusan anak. Ketakutan bagi banyak orang tua yang menyadari keberhasilan mendidik anak adalah tak lain tanpa ada campur tangan orang lain yang mempengaruhi hal-hal yang tidak baik. Bisa saja campur tangan ini tak hanya dari orang lain malah justru dari orang terdekat yaitu keluarga. Tak semua orang tua memahami betapa tertantangnya para orang tua yang berjuang di luar sana menjaga anak-anak mereka dari gangguan. Kesiapan orang tua membiarkan anak bergaul tanpa peraturan kedisiplinan masih kecil. Kekhawatiran orang tua lah yang justru lebih besar terhadap lingkungan sekitar dan media digital. Satu sisi anak belum waktunya memegang gadget, orang terdekat kita justru mempengaruhi. Seberapa kerasnya orang tua mendidik anak tak akan berhasil kalau bisikan lingkungan mempengaruhi anak untuk mengabaikan nasihat orang tua.

Karakter anak diturunkan dari orang tuanya. Kebiasaan buruk atau negatif seharusnya bisa ditekan menjadi lebih baik kalau oramg tua bisa memegang kendali. Namun kenyataannya, anak bisa jadi lebih percaya gurunya atau orang lain daripada orang tuanya. Kesalahpahaman anak dengan salah satu orang tua kerap terjadi. Bila kedua orang tua tidak kompak pada caranya mendidik anak, lalu siapa yang akan menjadi pelengkap dan tempat diskusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah rumah tangga kalau tak lain dari kedua orang tuanya. Masalah anak adalah masalah orang tuanya. Kesalahan anak adalah kesalahan orang tuanya. Kebahagiaan anak adalah harapan orang tuanya untuk menjadikan mereka memiliki prinsip dan percaya diri di masa mendatang. Menghormati dan menghargai satu sama lain adalah kunci kebahagiaan yang sebenarnya. Saling komunikasi dari hati satu sama lain secara solutif menyelesaikan masalah adalah kunci keutuhan dalam rumah tangga. Menjalankan semuanya ini tidaklah mudah tapi salah untuk tidak mencoba. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun