Mohon tunggu...
Ali said
Ali said Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Menulis Keabadian

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mungkin: Jalan Tengah antara Kesia-siaan dan Kepastian

26 November 2022   17:54 Diperbarui: 26 November 2022   18:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di kamar sang istri begitu khawatir dengan keselamatannya. Ia kemudian mencari sang suami, dan menemukan samurai tersebut berdiri di depan kapal dengan raut wajah yang begitu santai. Lantas sang istri pun bertanya ; Apakah Kamu tidak takut ? Kita ini baru selesai menikah, apakah kita akan berakhir di tengah laut terhantam ombak sedini ini ? 

Kemudian samurai tersebut mengeluarkan pedangnya dan menaruh pedang tersebut di leher istrinya, kemudian ia bertanya ; apakah kamu tidak takut bahwa pedang ini akan menebasmu saat ini juga ?

Istrinya kemudian dengan tersenyum dan mengatakan ; Bagaimana bisa kau akan menebasku, sedangkan kau adalah kekasihku. Setelah mendengar jawaban tersebut, samurai pun kembali letakan pedang tersebut di sarungnya, sambil tersenyum.

Dan ia mengakatan ; Seperti inilah keyakinanku, aku menyerahkan jiwaku sepenuhnya kepada kekasihku, lantas apakah seorang kekasih bisa menyakiti kekasihnya ?

Ini adalah “Mungkin”. Aku adalah pekat malam saat gerimis. Kamu adalah cahaya terang musim semi. Catatan ini pada akhirnya hanya akan berakhir pada kepedihan, Bagi yang tidak meyakini bahwa “Mungkin” adalah kepastian. Aku suka hidup dalam kemalasan yang panjang di hari Minggu. Tapi aku tak mau kamu membenci senin Sibuk yang menjemukan. Kamu menyukai deret angka yang bicara tentang fakta. Aku membenci statistik dingin buatan manusia.

Kita sadar kita bisa bersama. Tapi kita sadar telalu banyak hal yang dikorbankan hanya untuk bersama, namun segala usaha tersebut hanya akan menemukan tembok angkuh bernama kemustahilan.

Mari mengejar ketidakmungkinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun