"Kita ke pantai lagi lah, aku pengen melihat paus lagi!"
"Nah, kalau itu, mungkin saja. Tapi jam berapa paus itu akan muncul?"
Natela mendelik. Soso tertawa ngakak.
*****
Jam makan malam sudah lewat. Empat orang yang ditinggal di penginapan sudah makan duluan. Tak mungkin menunggu rombongan Tuan Nikoladze dulu. Soso dan Natela duduk-duduk di bagian depan penginapan yang menghadap ke arah jalan yang masih cukup ramai, hilir mudik dari dan ke arah pelabuhan. Termasuk juga banyaknya kereta kuda yang mengangkut berbagai jenis barang.
Sejak tadi siang sampai menjelang senja, Soso dan Natela menghabiskan waktu di pinggir pantai, mengobrol tak jelas ujung-pangkalnya sambil berharap bisa melihat paus muncul ke permukaan seperti yang mereka lihat saat masih di atas kapal sebelum merapat ke dermaga. Paus-paus itu tak terlihat. Gantinya adalah rombongan lumba-lumba yang melompat-lompat menunjukkan sirip punggungnya. Sayangnya, jaraknya cukup jauh untuk dilihat. Â
Mereka pulang ke penginapan karena takut Tuan Nikoladze sudah kembali. Tapi ternyata, hingga makan malam selesai, rombongan itu belum juga kembali.
"Aku kok mulai nggak enak ya..." Soso memulai omongan. "Mereka kok belum pada kembali!"
"Kamu ternyata orang yang penuh perhatian ya!" kata Natela sambil tersenyum dan menatapnya. "Orang dewasa, bukan keluargamu, dan didampingi pegawainya sendiri, masih kamu khawatirkan. Apalagi kalau yang pergi itu adalah istrimu!"
Soso nyengir. "Bisa aja. Ini kan beda!"
"Justru itu!" imbuh Natela. "Kalau orang lain saja kamu khawatirkan, apalagi orang yang kamu sayangi!"