Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (58) Mayat di Sungai Chorokhi

24 Januari 2021   15:38 Diperbarui: 25 Januari 2021   15:42 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (57) Romansa dalam Dosa

*****

"Apakah kita akan bertemu lagi?" Natasha menatap Soso di depan pondok kayu yang dikelilingi salju tebal itu.

Soso menggeleng, "Bukan urusanku. Tapi bagiku, aku ingin selalu bertemu!"

Natasha tersenyum, "Aku juga, walau itu hanya menambah deretan dosaku!"

"Kalau begitu, jangan berdoa..."

"Ya, berdoa untuk berbuat dosa itu aneh..." kata Natasha. "Aku pergi ya..."

Soso mengangguk. Perempuan itu memberikan senyumannya, membalikkan badannya, lalu berjalan menerobos salju. Tampaknya ia sudah hafal mana yang harus dipijaknya. Soso mengantarnya sampai ia berada di satu titik, membalikkan badannya, melambaikan tangan, lalu hilang dalam tikungan.

Setelah itu, giliran Soso yang meninggalkan pondok itu. Ia mengikuti jejak kaki yang ditinggalkan Natasha. Sampai pada satu titik, jejak Natasha mengarah ke utara, sementara Soso melangkahkan kakinya ke timur dengan patokan pabrik pengolahan ikan yang terlihat dari kejauhan. Ia memalingkan wajahnya pada pondok yang nyaris tertimbun salju itu, ke arah Laut Hitam, lalu meneruskan langkahnya.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun