Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berekat yang Sekarat

24 Januari 2021   10:29 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:54 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket Nasi Berekat (Pikiran-rakyat.com)

Berbeda dengan sukarelawan, koordinator ini biasanya ada honornya sendiri. Entah itu uang atau dalam bentuk barang, misalnya sekarung beras. Makanya bisa jadi profesi musiman.

Tapi kalau lagi musim hajatan, seenak apapun berekat itu, bisa jadi tak bisa dihabiskan sekali. Kadang dalam sehari bisa kebagian dua atau tiga paket berekat. Padahal, banyak menu berekat yang mudah basi. Kalau sudah begitu, orang-orang yang menerimanya akan mengolah kembali lauk itu. Semua lauk, kecuali ikan, daging, atau telur akan dicampur dan dipanaskan, kadang diberi tambahan lain seadanya di rumah dan dibumbui ulang, jadilah dongdo.

Nggak usah mampir ke rumah teman atau tetangga saat seperti itu. Pasti nanti bakal disuruh makan dengan lauk dongdo yang di rumah sendiri saja masih banyak dan kadang terus bertambah.

Hajatan yang meski datang dari niat seseorang, pada akhirnya menjadi ritual sosial. Kerabat dan tetangga berkumpul untuk babantu. Para pria babantu mendirikan balandongan (panggung atau tenda hajatan), kaum wanita babantu masak untuk prasmanan tamu dan juga untuk berekat yang akan dibawa pulang.

Sayangnya, seiring zaman yang terus berubah (dan covid datang belakangan ini), banyak yang berubah pula dalam tradisi berekat ini. Pipiti sebagai wadah --yang sebetulnya ramah lingkungan---digantikan oleh plastik atau styrofoam. Juru masak digusur oleh catering professional. Bahkan kadang berekat ini sudah tidak lagi berbentuk masakan jadi, tapi diganti dengan paket bahan makanan; mi instan, beras, sarden, biskuit pabrik, dan sebagainya. Berekat berubah, dongdo pun punah.

Apakah masa kejayaan nasi berekat klasik ini akan kembali? Entahlah. Bahkan setelah urusan si covid ini dianggap usai pun, saya tak terlalu yakin. Yang pasti, pagi ini, saya sedang ngidam pengen makan nasi berekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun