Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (56) Pondok Kayu Tepi Laut

22 Januari 2021   20:47 Diperbarui: 23 Januari 2021   22:28 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Tepat saat Soso bangkit dan membersihkan pakaiannya dari salju yang menempel, seseorang berbelok dari depan bangunan pabrik itu.

"Soselo!"

Soso melirik. Dan di depannya berdiri seorang perempuan cantik yang mengenakan mantel bulu tebal yang sama cantiknya. "Natasha!"

"Kenapa kamu berada di sini? Kamu yang tadi sama si Mahmoud ya?" perempuan itu bertanya sambil menatapnya.

Soso salah tingkah.

Natasha melangkah, meraih tangan Soso dan menariknya ke bagian samping bangunan pabrik. Tanpa sempat diduga, perempuan cantik itu langsung memeluk lehernya dan menyosor bibirnya. Soso megap-megap, "Kita diliatin si Mahmoud..." kata Soso.

Natasha pun melepaskan pelukannya dan melirik pada anak gembala yang melongo menyaksikan pemandangan itu. Natasha bergegas mendekatinya. Ia merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan beberapa keeping uang lalu memberikannya pada si Mahmoud. "Pulanglah, bawa domba-dombamu, jangan bercerita tentang apapun yang kamu lihat!"

Anak itu hanya mengangguk-angguk. Ia memberesi tali-tali kekang dombanya, dan sempat melirik pada Soso sebelum pergi. "Kau jadi ke tempat Paman Hameed nggak?" tanyanya.

"Aku nyusul nanti!" kata Soso setengah berteriak.

"Siip!" kata si Mahmoud sambil mengacungkan jempolnya, nyengir, lalu berlalu bersama domba-dombanya. Beruntung benar anak itu, dua kali dapat sogokan dalam sehari!

"So, jangan sampai ada orang tahu kita di sini..." kata Natasha setelah si Mahmoud pergi. "Kamu jalan sampai ke bibir pantai, belok kiri jalan terus. Nanti di di dekat muara kamu akan menemukan sebuah pondok kayu. Masuk saja, di sana banyak persediaan makanan. Tunggu aku di sana, tapi aku tak bisa langsung ke sana, ada urusan yang harus kubereskan terlebih dahulu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun