Tepat saat Soso bangkit dan membersihkan pakaiannya dari salju yang menempel, seseorang berbelok dari depan bangunan pabrik itu.
"Soselo!"
Soso melirik. Dan di depannya berdiri seorang perempuan cantik yang mengenakan mantel bulu tebal yang sama cantiknya. "Natasha!"
"Kenapa kamu berada di sini? Kamu yang tadi sama si Mahmoud ya?" perempuan itu bertanya sambil menatapnya.
Soso salah tingkah.
Natasha melangkah, meraih tangan Soso dan menariknya ke bagian samping bangunan pabrik. Tanpa sempat diduga, perempuan cantik itu langsung memeluk lehernya dan menyosor bibirnya. Soso megap-megap, "Kita diliatin si Mahmoud..." kata Soso.
Natasha pun melepaskan pelukannya dan melirik pada anak gembala yang melongo menyaksikan pemandangan itu. Natasha bergegas mendekatinya. Ia merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan beberapa keeping uang lalu memberikannya pada si Mahmoud. "Pulanglah, bawa domba-dombamu, jangan bercerita tentang apapun yang kamu lihat!"
Anak itu hanya mengangguk-angguk. Ia memberesi tali-tali kekang dombanya, dan sempat melirik pada Soso sebelum pergi. "Kau jadi ke tempat Paman Hameed nggak?" tanyanya.
"Aku nyusul nanti!" kata Soso setengah berteriak.
"Siip!" kata si Mahmoud sambil mengacungkan jempolnya, nyengir, lalu berlalu bersama domba-dombanya. Beruntung benar anak itu, dua kali dapat sogokan dalam sehari!
"So, jangan sampai ada orang tahu kita di sini..." kata Natasha setelah si Mahmoud pergi. "Kamu jalan sampai ke bibir pantai, belok kiri jalan terus. Nanti di di dekat muara kamu akan menemukan sebuah pondok kayu. Masuk saja, di sana banyak persediaan makanan. Tunggu aku di sana, tapi aku tak bisa langsung ke sana, ada urusan yang harus kubereskan terlebih dahulu!"