"Seingatku nggak ada kalau soal makanan!" kata Soso. Ia mulai bisa mengendalikan domba jantan itu dan menariknya mendekati kawanannya yang lain. Semuanya ada dua belas ekor.
"Kok seingatmu? Memangnya kamu nggak mempelajari agamamu apa?" tanya si Mahmoud sambil menarik tali-tali dombanya yang sudah terkumpul, menjauhi pohon tempat mereka bernaung tadi. Entah kenapa Soso mengikutinya. Mungkin karena memang ia tak punya kerjaan dan juga nggak tau mau ngapain.
Soso tertawa. Ia tak mau bercerita tentang sekolahnya sekarang. "Kamu mau kemana sekarang?" tanyanya.
"Pulang lah, mengandangkan domba-domba ini, terus cari rumput buat makanannya..." jawabnya.
"Aku ikut ya..." kata Soso.
"Mau ngapain?" tanya si Mahmoud.
"Aku mau ketemu pamanmu, Pak Hameed..."
"Ya sudah, nih pegangin sebagian..." kata si Mahmoud sambil menyerahkan beberapa tali kekang domba-dombanya.
Soso mengikuti anak itu dari belakang, melewati jalur yang tadi dilaluinya, termasuk melewati bangunan besar pabrik pengolahan ikan itu. Di ujung bangunan saat si Mahmoud berbelok ke kiri, seekor domba yang dipegangi Soso terlepas, mabal, menyusul kawanannya yang ditarik si Mahmoud. Soso mengejar domba yang lari itu, tapi sisanya malah lepas semua. Bubar.
.Saat berhasil meraih tali si jantan besar, tangan Soso tertarik ke depan, sementara kakinya terpeleset di atas salju yang mengeras di atas jalanan. Ia pun terjungkal dengan posisi terlentang. Topinya lepas dan terinjak-injak domba-domba nakal itu.
Bukannya menolong, si Mahmoud malah tertawa terpingkal-pingkal.