Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Kolaborasi Guru dan Orang Tua dalam Mendidik Anak

11 April 2018   22:50 Diperbarui: 11 April 2018   23:04 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku atau sikap siswa di jaman sekarang menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah perkembangan informasi dan komunikasi (IT) yang semakin pesat. Dengan adanya kemajuan informasi teknologi mengakibatkan berbagai dampak positif maupun negatif.

Dampak positifnya, semua orang di seluruh dunia dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama lain tanpa batasan ruang dan waktu; mudahnya mencari informasi melalui internet; dan aktivitas setiap orang menjadi lebih mudah.

Namun, hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yaitu dengan mudahnya menjalin komunikasi dapat menghapus ruang dan waktu bagi penggunanya, selain itu informasi yang sangat beragam di internet tidak seluruhnya layak dikonsumsi oleh anak-anak.

Perkembangan dan kemajuan informasi teknologi (IT) telah memberikan perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya dalam dunia pendidikan, kemajuan informasi teknologi (IT) sangat berpengaruh baik positif maupun negatif, banyak anak SD yang sudah difasilitasi dan mahir untuk mencari informasi yang diinginkan dengan gadget.

Mungkin banyak orang tua sudah merasa bangga karena sudah mampu memberikan anaknya sebuah gadget yang canggih, tetapi orang tua terkadang lupa mengontrol informasi yang diakses oleh anak. Berbagai hal yang diinginkan dapat diperoleh anak hanya dengan berselancar di dunia maya, hal ini mengakibatkan anak akan sibuk dengan gadget-nya dan tidak menghiraukan lingkungan sekitarnya.

Anak akan merasa terganggu saat orang meminta untuk menghentikan aktivitasnya tersebut sehingga membentuk karakter anak yang tidak peduli, cuek, dan jika berkelanjutan membuat anak menjadi enggan bersosial. Masa anak di bangku sekolah dasar adalah masa kritis dimana saat tersebut sedang berlangsung pembentukan karakter seseorang. Sekitar 5 jam waktu anak yang duduk di bangku SD dihabiskan di sekolah.

Sebagai seorang guru, sebaiknya dalam setiap pembelajaran tidak hanya terfokus dalam penyampaian materi, tetapi juga harus berusaha berkontribusi dalam membentuk karakter anak didiknya, dimana karakter tersebut dapat dijadikan sebagai pondasi dalam kehidupan kelak yang dijalani anak saat bermasyarakat dan memiliki akal budi pekerti yang baik.

Guru merupakan garda terdepan pemerintah untuk membentuk karakter penerus bangsa melalui proses belajar mengajar. Selain menanamkan karakter dalam setiap proses belajar mengajar, guru SD juga harus memberikan contoh berperilaku yang baik seperti membiasakan mengucapakan salam ketika masuk kelas; berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; makan dan minum sambil duduk; mengucapakan terima kasih saat dibantu dan meminta maaf saat melakukan kesalahan.

Usia anak SD 7-12 tahun adalah usia dimana otak menyerap dengan cepat berbagai informasi yang diberikan, sehingga apa yang diberikan dan dibiasakan kepada anak akan diserap dengan baik dan akan diterapkan dalam kehidupan anak tersebut.

Selain guru, orang tua yang memiliki waktu lebih lama bersama anak juga harus berperan dalam membangun karakter anak. Saat ini, di era kemajuan informasi teknologi (IT) orang tua harus selalu mendampingi anak saat menggunakan gadget maupun internet, sehingga orang tua dapat mengontrol apa yang diakses oleh anak dan hal tersebut dapat membentengi pengaruh negatif dari luar. 

Dengan karakter yang kuat dan iman anak akan semakin kuat untuk tidak tergoda dengan pengaruh negatif yang mempengaruhi anak dari luar. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik kepada anak, mereka harus meluangkan waktu untuk anaknya; mengajak dan membiasakan melakukan hal-hal yang positif seperti beribadah, berdoa, rajin, disiplin; serta memberikan kepercayaan dan tanggung jawab di rumah. Selain akan menciptakan keluarga yang harmonis, kebiasaan tersebut dapat membentuk karakter anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun