Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Serial Noval] Ikan Cupang Bagas

12 November 2019   08:39 Diperbarui: 12 November 2019   08:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cupang Thailand, diyakini merupakan ikan cupang termahal di dunia (Sumber: bombastis.com)

***

"Tumben nih lu punya niat cespleng mo ntraktir gue ngupi ganteng di sini," kata Hendra seraya mendorong kursi yang ada di hadapanku kemudian mendudukinya.

Tetangga sebelah rumah kontrakanku ini memang terkenal tipikal laki-laki romantis alias rokok makan (plus ngopi) gratis. Makanya dia sama sekali tak menolak saat kuajak ke "Robista" walaupun itu berarti dia kudu naik motor sendiri ke pabrik, bukan naik bus jemputan karyawan seperti biasanya. Ya, hari ini Hendra kebagian shift 3 di pabrik tempatnya bekerja.

"Udah deh, jangan banyak bacot lu. Sok aja pesan apapun yang lu mau." Segera kusodorkan daftar menu ke Hendra dan membebaskannya untuk memilih. Tentu saja Hendra menerimanya dengan riang gembira.

Setelah menentukan pilihan, segera saja kupanggil robot pramusaji yang ada di kedai kopi ini.

"Saya seperti biasa ya, moccalatte dan untuk makanannya saya pilih truffle beef burger dan french fries saja," kataku sambil membaca nama makanan yang ada di daftar menu. Kemudian daftar menu itu pun beralih ke Hendra.

"Kalo saya cappucino aja deh. Sama makanannya, saya pesan fettuccine seafood marinara," jawab Hendra mantap. Kemudian menyerahkan kembali daftar menu kepada si robot pramusaji.

Si robot pramusaji pun merekam suaraku dan suara Hendra ke dalam memorinya seraya berkata, "Meja 15. Silakan menunggu. Pesanan Anda akan segera kami proses dan sajikan."

Usai mengucapkan hal ini, si robot pramusaji itu pun beranjak pergi meninggalkan kami yang kini hanya tinggal berdua saja di meja no.15.

***

"Gimana? Lu bisa kan carikan ikan cupang seperti yang ada di gambar itu?" tanyaku sambil menikmati french fries yang dicocol saus sambal. Hendra pun kuperhatikan tampak asyik dengan pastanya. Sampai-sampai omonganku sama sekali tak digubrisnya. "Woi, jawab dong...!" teriakku, akhirnya. Hendra hanya mengernyit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun