Mohon tunggu...
Ali Mufid
Ali Mufid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer || Egaliter

Universita della Calabria Italia, Communications and Performing Arts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka Itu Rupa Cerita

17 Agustus 2021   14:14 Diperbarui: 17 Agustus 2021   14:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merdeka itu tak dikejar saat aspirasi dikemas dalam bentuk mural. Merdeka itu tak boleh mengkritik simbol negara dengan cara apapun. Merdeka itu proses belajar menabung. Menabung menyisihkan uang belanja 10 ribu setiap hari, dalam beberapa bulan mampu meraup untung 17 M.

Merdeka itu ikhlas menjadi relawan pungli di tengah pandemi. Merdeka itu adalah kebingungan. Bingung dimana-mana menjumpai kartel kecil menjajakan sabun mandi dengan harga tinggi. Merdeka itu adaptasi perubahan plat nomor hitam menjadi putih. Merdeka itu tak latah saat muncul wacana dua setel pakaian dinas harian (PDH) menggunakan merek Louis Vuitton.

Merdeka itu mendengarkan protes ganjil genap dari anggota dewan terhormat, "Nanti saya akan protes. Saya yang bikin aturannya". Merdeka itu belajar tentang Diplomasi Gajah. Kenapa untuk menghalau kritikan liar, tak mengadopsi Elephant Response Unit (ERU). Mereka sebangsa saja bisa saling menghalau tanpa menyakiti. Ya karena diedukasi. Bukan sedikit-sedikit dijebloskan ke jeruji besi.

Merdeka itu hinggap dan menetap pada kita yang berani lantang berucap, meski tirani setebal asap. Kita meyakini, tak ada pengulangan peristiwa yang membuat kesekian kalinya tiarap hingga nafas terengap-engap.

Merdeka sebuah transaksi darah juang. Dari mereka bersuara kencang dengan pekik Merdeka!, kepada kita generasi yang dicicil hak merdekanya. Kepada kita yang acapkali menjerit merdeka di ruang rapat saat paripurna, padahal kita sendiri kalang kabut mengait makna itu seutuhnya. Merdeka itu sebuah cara meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Merdeka akan betah bila pewaris peradaban amanah. Amanah atas jerih payah, darah, keringat, dan nyawa mereka yang lebih awal menjadi tanah. Merdeka seutuhnya menjadi stamina tempur, sampai akhirnya kita bangga bahwa Indonesia Tanah Air Beta.

Dirgahayu RI ke-76. Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun