Mohon tunggu...
Alifmnaufal10
Alifmnaufal10 Mohon Tunggu... Polisi - Sedang berproses menjadi lebih baik

Menulis sesuatu yang bisa ditulis untuk bisa dibagikan dan dibaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dompet yang Tertinggal

4 Februari 2023   16:25 Diperbarui: 4 Februari 2023   16:35 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKUMENTASI PRIBADI

DOMPET YANG TERTINGGAL

        Ini sepenggal kisah bermakna yang membekas dalam benakku, dalam perjalanan pulang silaturahmi keluarga di Mojokerto. Aku bersama keluarga yang terdiri dari empat terdiri Ayah,Bunda dan Omku, Joko namanya. Menempuh kurang lebih 5-6 jam perjalanan melalui jalur darat yaitu toll adalah cara yang paling praktis dan irit waktu, bila dibandingkan melalui non jalan toll yang menghabiskan waktu hampir 10-11 jam.

            Saat itu, hari Sabtu dimulai dari pukul 9 pagi. Alhamdulillah perjalanan sangatlah lancar dan tidak ada kendala diperjalanan. Dalam hatiku penuh dengan rasa syukur. Aku berdua dengan Om-ku, yang bergantian mengemudi mobil. Setelah sekitar 3 jam aku mengemudi, sesampai di toll rest area Solo pukul 12. Aku menghentikan berkendara. Mataku harus dipaksa istirahat karena sudah cukup melelahkan. Semalamam tidur hingga tengah malam, karena begadang ngobrol dengan Saudara yang lama tidak bertemu.

            Setelah kami beristirahat  untuk sholat di Musholla rest are toll,  dilanjutkan dengan makan siang bersama, dengan  menu makan siang yang sudah dipersiapkan dari Mojokerto. Bekal makan siang dan air mineral yang cukup membuat semangat kembali pulih kembali. Sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Pekalongan,  Bundaku minta waktu sebentar untuk ke toilet.

            Bunda sudah masuk kembali ke mobil dan dilanjutkan memulai perjalanan dengan berganti driver, Om Joko dia sudah ahli sekali dalam mengemudi. Skill mengemudinya tidak diragukan lagi, lebih "senior"  dari pada diriku, Saat itu suasana sedikit gerimis bahkan sesekali hujan, sehingga harus hati-hati saat mengemudi. Sekira 30 menit melanjutkan perjalanan, Bunda berkata dan membuatku : " Astagfirulla dompet Bunda ketinggalan di toilet rest are tadi". Mobil berhenti. Kami semua memandang ke arah Bunda

            Terlihat sangat jelas dimana wajah Bundaku sangatlah cemas. Tangan Bunda berusaha meraih dompet ataupun barang yang ada di jok, memastikan dompet hilang atau terselinap di situ. " Ah, pasti tertinggal di toilet tadi. " Begitu ucap Bunda,  Sambil terus mengingat dan mencari. Akupun berusaha menenangkan. Ada dokumen penting dalam dompet tersebut berikut sejumlah uang yang tersimpan didalamnya. Wajah  Bunda pucat.

            Setelah sedikit berunding apakah mau melanjutkan perjalanan atau mau putar balik ke rest are tadi dompet itu tertinggal. Sedikit ada tukar pemikiran antara Aku dan Ayahku beserta Bunda. Dan kamipun bersepakat untuk malanjutkan perjalanan dengan berhenti di Pos Loket pembayaran toll itu tak jauh dari kita berhenti berunding tadi.

            Aku berinisiatif dan menggambil keputusan untuk tetap tenang dan dan akan meminta bantuan kepada pihak pengamanan jalan toll. Aku dan Bunda turun, menemui Petugas Jasa Marga. Akupun menceritakan kronologi singkat tertinggal dompet di Toilet rest area tadi. Bunda menemani aku disamping dan tak sedikit kalimat terucap hanya kepanikan serta sedih yang ada diwajahnya. Aku terus berusaha menenangkanya. Bundaku sangat  berharap dompet bisa ditemukan beserta isinya.

            Cukup lama bagiku sekitar 45 menit hingga 1 jam menunggu tanpa ada kejelasan yang pasti.  Tentunya Bundaku sangatlah panik dan kebinggungan. Alhamdulillah setelah lama menunggu ada jawaban melalui telfon dari petugas Toll, Bahwa dompet sudah diamanakan oleh petugas di sana. Alhamdulillah. Kami dipersilakan untuk mengambilnya. Meski harus berbalik arah dan sampai pada penggal jalan yang lumayan jauh, tetap dilakukan dengan perasaan was-was, apakah dompet masih beserta isinya atau hanya dompetnya saja?

            Singkatnya, dompet bisa diserahkan petugas kepada Bunda. Sebagai ucapan syukur dan terima kasih Bunda bermaksud memberikan "sekedar uang", namun petugas tersebut menolaknya dengan tulus. Ini yang membuat kami terharu.

            " Itu sudah bagian dari tugas Pelayanan kami, Bu. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun