Mohon tunggu...
Alif Fatchur
Alif Fatchur Mohon Tunggu... Editor - Panupo Jiwo

Mencari jalan ketenangan dalam perjalanan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengambil Nilai Positif di Acara TV sebagai Cerminan Diri

6 Oktober 2019   09:40 Diperbarui: 6 Oktober 2019   09:50 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: img-z.okeinfo.net

Kebanyakan orang tidak mengerti tujuan apa yang akan dilakukan. mereka bertindak hanya secara rasional. Hanya memikirkan hal-hal sepele yang akan dilaluinya. 

Mereka juga lebih memprioritaskan apa yang menjadi prinsipnya, seperti seseorang yang mengutamakan egonya atau perasaan teman-temannya. mereka secara sadar atau tak sadar bertindak merupakan naluri ilmiah yang teraplikasikan dalam mengambil keputusan. Banyak hal yang mempengaruhi terutama bila sifat diri masih rapuh.

Dalam berbagai macam kehidupan di era masa kini, yang dapat kita lihat sehai-hari di layar kaca TV. Kabar berita yang setiap waktu disiarkan, dalam channel-nya masing-masing. Infotaiment yang selalu menjadi perbincangan hangat bagi para seleb atau yang paling laris dalam infotaiment adalah perbincangan  isu-isu, kehidupan para artis, masalah-masalah aneh yang mengguncangkan media, dan sebagainya. 

Hiburan merupakan hal yang tak mungkin lepas dari acara televisian, mulai dari anak-anak hingga hiburan bagi orang dewasa. Tips-tips atau cara juga salah satu yang memeriahkan acara TV ini. 

Namun, semua acara ini yang paling membuat saya terkagum adalah tentang acara pencapaian kehidupan, seperti: Kick Andy, Hitam Putih, Ini Talk Show, dan lainnya.

Bagaimana seseorang tersebut melakukannya? bagaimana caranya agar menjadi peluang dalam kehidupannya? Langkah mana yang harus dilakukan lebih dulu? Bagaimana merealisasikan angan-angannya menjadi kenyataan? Siapa saja yang membantu dalam meningkatkan tujuannya? atau tidak ada seseorangpun yang mendukungnya?. 

Begitu banyak pertanyaan yang meluap-luap dalam diriku ketika melihat kesuksesan yang telah mereka dapatkan. Namun, dalam tiap-tiap acara demikian dengan toko-toko yang berbeda dalam pendapat saya mereka memiliki kesamaan. Yakni kesamaan dalam membangun tujuannya. sebagai berikut:

1. Menerima Diri Sendiri

Hal ini merupakan sikap yang paling penting untuk meningkatkan karakteristik diri. Seperti halnya Thomas Alva Edison, ilmuwan penemu bola lampu ini. Beliau paham akan dirinya yang bodoh bisa dibilang beliau dijuluki "Gurunya para Dungu", namun hal tersebut bukanlah halangan baginya, Dengan begitu beliau gemar membaca buku-buku ilmiah orang dewasa dan selalu menguji cobanya. 

Entah sudah berapa kali beliau gagal hingga dihina karena kekonyolannya, al hasil beliau adalah orang pertama yang menemukan bola lampu. Menerima diri sendiri bisa memiliki arti lain yakni memahami diri, bahwa diri ini memiliki kekurangan dan kelebihan.

sumber: blogmedia.web.id
sumber: blogmedia.web.id

2. Menemukan Peluang

Menemukan peluang bukanlah hal semudah membalik telapak tangan, atau menghitung angka aritmatika yang jelas jawabannya. seperti halnya Thomas, Albert Einstein merupakan siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena kebodohannya yang tak terkira, begitu kata guru yang mengajar di sekolahnya dulu. Namun, ibu dari Albert membelikan alat musik yang sangat disukai oleh Albert yakni biola. 

Dalam hal ini Albert menemukan peluang yang tidak terpikirkan oleh semua orang bahwa gelombang elektromagnetik tidak sama dengan Teori Gerakan Newton, yakni Teori Relativitas. Menemukan Peluang bukanlah hal untuk ditunggu, namun harusi memahami situasi dan kondisi agar memperoleh peluang yang relevan.

3. Fokus dengan Target Dalam Perencanaan

Sesaat kita mengatakan fokus, pasti kebayang dengan menekuni dalam satu hal. Fokus dalam rana ini bukanlah memiliki satu arah, namun untuk menyelesaikan tahap-tahapan rencana yang dapat meningkatkan keberhasilan. Saya yakin kita mengetahui atis komedian yakni Sule, padahal nama aslinya adalah Entis Sutisna. 

Sule memulai karirnya dari nol hingga sekarang menjadi salah satu pembawa acara dan komedian yang terkenal. Mungkin bukan hanya Sule, masih banyak lagi. 

Mereka melakukan pekerjaan semata-mata karena untuk menafkahi keluarga, bagaimana caranya keluarga dapat makan hari ini? juga muncul peluang-peluang kesempatan yang tak terduga hingga melencit menjadi orang terkenal.

4. Gagal, Lanjutkan!

Dalam kehidupan gagal adalah hal lumrah yang akan terjadi kepada semua orang. Begitu pahit dan sedih rasanya ketika kita sudah berjuang sekuat tenaga namun hasilnya kita gagal atau tereleminasi karena kalah. 

Namun, kegagalan bukanlah hal yang sangat memalukan, yang memalukan itu saat kita sudah jatuh lalu tidak ingin berdiri lagi begitu penjelasan dari beberapa orang yang kita tahu di layar kaca. 

Begitu pula para ilmuwan yang terkenal yang kita tahu, sudah berapa kali beliau gagal dalam uji cobanya. Karena kegagalan ini kita dapat belajar sesuatu, bahwa ada cara lain gaa melewati kegagalan ini.

Demikian menurut pendapat saya tentang kesamaan sifat para pemenang dalam hidupnya. Pada dasarnya apa yang saya terangkan dan apa yang mereka lakukan tak lepas dari "Do'a dan Ikhtiyar", dalam sudut pandang Islam. 

Dalam sudut pandang Psikologi hal ini juga merupakan bimbingan konseling yakni tentang "Asesmen dan Diagnostik", karena begitu banyak yang harus diketahui dan dipelajari untuk menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. meng asesmen diri sendiri dengan lingkungan lalu mendiagnostiknya. Semoga bermanfaat, khususnya bagi saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun