Mohon tunggu...
alifiyahnurhabibah
alifiyahnurhabibah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Engineering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memilih Arsitektur Perangkat Lunak yang Tepak untuk IoT: Tantangan dan Solusi

13 Maret 2025   18:12 Diperbarui: 13 Maret 2025   18:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembangnya Internet of Things (IoT), kebutuhan akan arsitektur perangkat lunak yang tepat semakin krusial. IoT tidak hanya menciptakan sistem pintar yang terkoneksi, tetapi juga menghadirkan tantangan kompleks dalam pemilihan pola arsitektur yang dapat mengakomodasi skala besar, interoperabilitas, keandalan, dan keamanan. Dalam artikel yang diterbitkan di IET Software, Jacob dan Mani (2018) memperkenalkan model seleksi pola arsitektur perangkat lunak untuk sistem IoT yang mempertimbangkan berbagai faktor non-fungsional seperti ketersediaan, skalabilitas, dan keamanan. Pemilihan arsitektur yang tepat adalah faktor kunci yang menentukan keberhasilan implementasi IoT di berbagai industri, mulai dari kesehatan hingga otomasi industri. 

Tantangan dalam Pemilihan Arsitektur Perangkat Lunak IoT

Arsitektur perangkat lunak dalam sistem IoT berbeda dari perangkat lunak tradisional karena melibatkan komponen perangkat keras dan komunikasi jarak jauh dalam jaringan yang dinamis. Jacob dan Mani menyoroti beberapa tantangan utama dalam memilih pola arsitektur yang tepat:

Lingkungan Dinamis -- IoT beroperasi dalam ekosistem yang terus berubah dengan perangkat yang terhubung secara heterogen. Tidak semua pola arsitektur cocok untuk kondisi ini.

Keamanan dan Privasi -- Sistem IoT sering kali mengelola data sensitif, sehingga arsitektur yang dipilih harus mampu melindungi data dari ancaman keamanan.

Interoperabilitas -- Berbagai perangkat IoT menggunakan protokol komunikasi yang berbeda, sehingga arsitektur yang baik harus memungkinkan interaksi yang lancar antara subsistem yang berbeda.

Skalabilitas -- Dengan bertambahnya jumlah perangkat yang terhubung, sistem harus mampu menangani peningkatan beban tanpa kehilangan efisiensi atau performa.

Jacob dan Mani mengusulkan model pemilihan pola arsitektur yang membantu pengembang dalam memilih pola yang sesuai berdasarkan faktor-faktor di atas. Ini adalah solusi yang sangat relevan mengingat banyaknya sistem IoT yang mengalami kendala akibat arsitektur yang tidak optimal.

Perbandingan Pola Arsitektur IoT  

Berikut adalah beberapa pola arsitektur: 

Client-Server Architecture
Model klasik ini memberikan struktur yang sederhana dan mudah dikelola, di mana perangkat klien mengirimkan permintaan ke server pusat. Namun, kelemahannya adalah ketergantungan yang tinggi pada server, yang dapat menyebabkan masalah skalabilitas dan kegagalan sistem jika server mengalami gangguan.

Peer-to-Peer Architecture
Dalam model ini, setiap perangkat dapat berfungsi sebagai klien maupun server, memungkinkan komunikasi langsung antar perangkat. Arsitektur ini cocok untuk sistem IoT yang membutuhkan skalabilitas tinggi dan desentralisasi. Namun, pengelolaannya lebih kompleks dibandingkan dengan client-server.

Publisher-Subscriber Architecture
Model ini melibatkan peran publisher, subscriber, dan broker yang mengatur lalu lintas data. Model ini ideal untuk sistem yang memerlukan pengiriman data selektif, seperti sistem pemantauan lalu lintas atau deteksi intrusi. Tantangannya terletak pada ketidakseimbangan latensi dan konsumsi bandwidth.

Representational State Transfer (REST) Architecture
REST menawarkan arsitektur berbasis API yang memungkinkan komunikasi antar perangkat dengan fleksibilitas tinggi. REST sering digunakan dalam aplikasi IoT berbasis cloud, tetapi memiliki tantangan dalam hal performa karena harus mentransformasikan data berdasarkan kebutuhan komunikasi.

 Pentingnya Model Seleksi Arsitektur IoT 

Model seleksi arsitektur ini membantu pengembang perangkat lunak dalam memilih pola arsitektur berdasarkan kebutuhan spesifik sistem IoT yang sedang dikembangkan. Model ini memberikan pendekatan berbasis keputusan dengan mempertimbangkan kompromi antara keamanan dan interoperabilitas. Sebagai contoh, jika sebuah sistem IoT membutuhkan interoperabilitas tinggi, maka REST architecture menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika keamanan lebih diutamakan, maka publish-subscribe architecture dapat menjadi solusi yang lebih efektif. Keunggulan model ini adalah kemampuannya untuk mengakomodasi kompleksitas sistem IoT dan memberikan rekomendasi berbasis metrik yang terukur. Namun, masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut, seperti mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan proses pemilihan pola arsitektur berdasarkan data real-time.

Implikasi bagi Industri dan Penelitian Masa Depan

Penelitian Jacob dan Mani (2018) memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia arsitektur perangkat lunak, khususnya dalam konteks IoT. Model seleksi pola arsitektur yang mereka usulkan dapat digunakan sebagai referensi standar bagi pengembang IoT untuk memastikan bahwa perangkat lunak mereka dibangun dengan struktur yang optimal.

Namun, ada beberapa area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut:

Integrasi dengan Teknologi AI dan Machine Learning
Model seleksi arsitektur dapat diperkuat dengan kecerdasan buatan untuk melakukan optimasi berdasarkan pola penggunaan sistem IoT secara real-time.

Evaluasi di Lingkungan Industri yang Berbeda
Meskipun model ini diuji pada sistem IoT kecil, penerapannya dalam skala industri seperti smart cities atau manufaktur otomatis perlu dianalisis lebih lanjut.

Keamanan Berbasis Blockchain
Seiring meningkatnya ancaman siber pada sistem IoT, integrasi teknologi blockchain dalam model seleksi arsitektur dapat membantu meningkatkan keamanan dan integritas data.

 

Referensi: Jacob, P. M., & Mani, P. (2018). Software architecture pattern selection model for Internet of Things based systems. IET Software, 12(5), 390-396. https://doi.org/10.1049/iet-sen.2017.0206

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun