Mohon tunggu...
Alifil fauzia firdauzi s.
Alifil fauzia firdauzi s. Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi IAIN JEMBER

bissmillahirohmanirrohim... Be the best one with you can do

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan: Aliran Perenialisme dan Pemikiran Tokoh-toko

12 Mei 2020   18:42 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:42 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb

kali ini penulis akan membahas mengenai aliran dalam filsafat pendidikan yaitu aliran perenialisme

A. Aliran perenialisme, lahir pada abad ke-20. aliran ini lahir karena reaksi terhadap progresivisme, aliran ini menentang pada perubahan sesuatu yang baru. perenialisme memiliki arti abadi, kekal, dan tanpa akhir, dan dapat juga dikatakan prisaip-prinsip yang abadi yang terus mengalir sepanjang sejarah manusia. 

dalam filsafat pendidikan aliran ini berpandangan bahwa pendidikan sebagai jalan kembali ke keadaan manusia kejalan yang ideal. dalam aliran ini ada 4 prinsip perenialisme yaitu : 1)keberadaan yang bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang. 2)pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran. 3)kebenaran dapat dihubungkan dalam karya agung. 4)pendidikan adalah kegiatan liberar untuk mengembangkan nalar beberapa pandangan tokoh perenialisme.

B. Tokoh-tokoh perenialisme beserta pemikirannya

1. ROBERT MAYNARD HATCHIINS : Robert berpendapat bahwa pendidikan harus menumbuhkan kecerdasan serta perkembangan harmoni dari semua daya manusia. tujuan utama pendidikan harus mengembangkan kekuatan pikiran dan daya intelektual. filsafat pendidikan Robert didasarkan pada bahwa hakikat manusia adalah rasional dan pengetahuan menduduki kebenaran yang berubah mutlak dan universal.

2. ORTIMER J. ADLER : Ortimer mengatakan bahwa, jika seseorang manusia adalah makhluk rasional yang merupakan hakikat yang senantiasa seperti itu disepanjang sejarahnya. dan manusia memiliki kemampuan intelektual yang tampak dalam kapasitasnya sebagai subjek yang aktif dan dapat melakukan tindakan-tindakan seni, membaca, dan mendengar, menulis, dan berbicara serta berpikir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun