Di era digital yang serba cepat, kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendesak. Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi, bekerja, dan menjalani kehidupan seharihari. Namun, di balik kemudahan dan manfaatnya, era digital juga menghadirkan tantangan baru bagi kesehatan mental kita. Penggunaan media sosial yang masif, misalnya, dapat memicu perbandingan sosial yang tidak sehat, perasaan cemas, dan depresi. Terlalu lama terpapar pada layar gadget juga dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu stres. Belum lagi, tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang sudah ada. Oleh karena itu, penting bagi tenaga Kesehatan Masyarakat untuk menanganininya.Tenaga kesehatan merupakan tenaga Kesehatan yang paling dekat dengan keluarga dan pasien serta berperan penting dalam menghubungkan pelayanan kesehatan dengan pasien dan keluarga. Tenaga Kesehatan Masyarakat berfungsi sebagai staf pembantu Puskesmas dalam menjalankan tugasnya, seperti mendampingi pasien gangguan jiwa dan keluarga yang merawatnya. Tenaga Kesehatan masyarakatadalah anggota Masyarakat yang berperan penting sebagai garda depan yang dapat membantu komunitas rentan, termasuk pasien gangguan jiwa dan keluarganya, untuk mengakses layanan kesehatan mental dan membantu dalam identifikasi dini gangguan kesehatan dan mental di masyarakat. Saat ini, Tenaga kesehatan Masyarakat menghadapi tantangan seperti penolakan dari pasien dan keluarga. Keluarga seringkali menolak bantuan CHW karena khawatir masyarakat akan mengetahui kondisi kesehatan mental pasien. Penolakan ini menghalangi kemampuan CHW untuk memberikan dukungan menyeluruh dan efektif kepada individu yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Kajian secara kualitatif telah dilakukan dari berbagai desa di tiga kota di Indonesia, yaitu kota Banda Aceh, kota Yogyakarta dan kota Surabaya. Sebanyak empat puluh Tenaga Kesehatan Masyarakat berpartisipasi dalam diskusi kelompok terfokus. Data yang disampaikan di analisis menggunakan metode analisis fenomenologis interpretatif. Hasil kajian didapatkan bahwa tenaga Kesehatan masyarakat menghadapi tantangan berupa stigma keluarga dan terbatasnya pemahaman mengenai gangguan mental. Sementara itu tenaga Kesehatan masyarakat juga berupaya mengatasi tantangan dengan cara menjaga motivasi diri, menumbuhkan efikasi diri, dan menggunakan keterampilan komunikasi saat mendekati keluarga dan pasien. Tenaga Kesehatan Masyarakat menyampaikan berbagai ekspresi keluarga yang memungkinkan mereka memahami stigma keluarga mengenai kondisi pasien. Selain itu, mereka seringkali menghadapi tantangan internal, seperti terbatasnya pengetahuan tentang gangguan kesehatan mental saat menjalankan tugasnya. Tenaga Kesehatan masyarakat yang merupakan tenaga sukarela menyadari berbagai tantangan tersebut dan memiliki startegi khusus untuk tetap mau melaksanakan tugasnya. Tenaga Kesehatan masyarakat berupaya untuk menjaga motivasi dalam membantu orang lain dan menawarkan solusi khususnya yang melibatkan masalah kesehatan mental. Keyakinan dalam melakukan yang terbaik memperkuat tekad para kader untuk terus memenuhi tanggung jawab mereka. Tenaga Kesehatan masyarakat sering mengalami kesulitan mengumpulkan informasi yang akurat, karena keluarga merasa malu untuk menceritakan situasi mereka kepada orang di luar keluarga mereka. Untuk mengatasi masalah ini, Tenaga Kesehatan Masyarakat menerapkan berbagai strategi komunikasi, termasuk mencari informasi rinci, mendengarkan secara aktif, dan mengklarifikasi pernyataan ambigu dari anggota keluarga.
Kesimpulannya Kesehatan mental di era digitalisasi ini sangatlah buruk, kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendesak. Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi, bekerja, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Tenaga Kesehatan Masyarakat harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa membantu menangani Kesehatan mental tersebut dengan cara mendekati pasien agar komunikasi baik, mendengarkan secara aktif dan berempeti penuh kepada pasien.
KATA KUNCI: Era Digital, Kesehatan Mental, Menangani
DAFTAR PUSTAKA
Fitryasari, R., Marthoenis, M., Warsini, S., Usher, K., Endang, H., Kusumawardani, W., & Sari, H. (2025). International Journal of Nursing Sciences Examining the challenges encountered by community health workers and empowering them to address mental health disorders: A qualitative study in Indonesia. International Journal of Nursing Sciences, https://doi.org/10.1016/j.iinss.2024.12.003 12(1), 27-34.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI