Mohon tunggu...
Alifiah Faiz
Alifiah Faiz Mohon Tunggu... Alifiah Faiz

Alifiah Faiz

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keunikan di kota Serui Papua

4 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:11 4284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Serui sebagai Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Yapen merupakan salah satu kota di Papua. Kota Serui juga terkenal dengan sebutan Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi. Disebut demikian sebab banyaknya kekayaan alam yang tersembunyi di kota ini, terutama pusat konservasi burung cenderawasih. Kota Serui dikelilingi oleh bukit dan pantai yang yang begitu indah. Masyarakat Serui sangat menjaga kebersihan lingkungan jadi tidak heran jika kekayaan yang dimiliki terjaga dengan baik. Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan sekitar masih tinggi.
 
Tidak hanya kekayaan alamnya saja yang menjadi cerita menarik, di Serui terdapat satu generasi yang berbeda dari masyarakat Papua yang lainnya. Masyarakat Papua identik dengan kulit hitamnya yang eksotis dan rambut keriting, namun jangan heran jika kalian berkunjung ke kota Serui yang mana terdapat satu generasi Papua yang memiliki kulit putih, hidung mancung dan rambut pirang.
 
Generasi ini dikenal dengan sebutan Perancis yang merupakan singkatan dari Peranakan Cina Serui. Sebagai kota yang strategis, banyak masyarakat luar dari berbagai suku dan bangsa datang ke kota Serui untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Hal inilah yang menjadi asal muasal warga Perancis. 

Menurut sejarah nenek moyang mereka berasal dari Cina yang kemudian merantau dan menikahi warga setempat sehingga menghasilkan keturanan yang disebut Perancis atau peranakan Cina Serui. Hal ini memungkinkan terjadinya proses akulturasi atau proses pencampuran dua kebudayaan dengan masyarakat setempat. Kebanyakan dari generasi Perancis atau peranakan china serui ini sukses dalam sektor perdagangan karena adanya naluri bisnis yang sudah dimiliki dari pendahulunya. 

Walaupun kebudayaan yang berbeda antara China dan Papua tetapi mereka bisa menghargai perbedaan kebudayaan tersebut. Inilah yang menambah keunikan di daerah ini serta menambah keberagaman yang dimiliki Indonesia. Mereka hidup berdampingan dengan damai, saling membantu dan saling menghargai. Perbedaan dan sikap saling menghargai ini dapat dilihat dari kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Generasi Perancis yang tinggal diserui kebanyakan berasal dari keluarga besar Toroa. Keluarga ini memiliki marga Tan dan keluarga ini tersebar ke beberapa kota disekitar Serui. Selain marga Tan, marga yang biasa digunakan adalah Wairara, Imbiri, Tesar dan lainnya. Generasi kedua dan ketiga biasanya masih menggunakan marga mandarin yang bercampur lokal dalam penamaannya. Tetapi kini generasi ini menggunakan marga lokal yang ditambahi marga ibunya.  

Keturunan dari keluarga ini juga merantau keberbagai kota dan negara. Mereka beragama Kristen Prostestan. Hal ini dikarenakan faktor adanya sejarah penyebaran misi agama kristen yang mendominasi di bagian utara pulau papua sedangkan kristen katholik mendominasi bagian selatan papua. Salah satu tokoh yang terkenal dari generasi ini adalah Yorrys Raweyai, beliau adalah salah satu politikus Indonesia dan Toni Tesar yang merupakan bupati kota serui saat ini.

Di Papua terdapat tarian yang dikenal dengan nama Tari Yospan. Tari Yospan adalah salah satu tarian khas Papua yang termasuk dalam kategori tarian Sajojo. 

Tarian ini memiliki gerakan yang lincah dan biasanya tarian ini ditampilkan ketika acara-acara besar. Pada zaman sekarang, tarian ini memiliki inovasi yang lebih menambah keunikan dari tarian ini. Tarian ini biasa nya diiringi oleh alat musik tradisional Papua.
Di kepulauan Yapen terdapat satu busana atau pakaian adat yang dikenal dengan nama Sireuw. Sireuw adalah pakaian adat untuk perempuan yang berupa anyaman menik-manik dari beberapa tumbuhan yang kemudian dihias dan dibuat sesuai dengan keinginan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun