Pendidikan menurut kitab Adab Al-Alim bukanlah transfer pengetahuan, melainkan harus mampu membentuk akhlak yang sempurna.
Akhlak juga menjadi salah satu alasan kenapa Nabi Muhammad SAW diutus. Seperti yang tertuang dalam salah satu hadits riwayat. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 yang menyebutkan “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Esensi dari pendidikan bukan saja membentuk manusia semata-mata pintar dalam hal pengetahuan akan tetapi lebih dari itu bagaimana membentuk akhlak kepribadian yang baik sebagai buah hasil dari pendidikan.
Sejak Pandemi Covid-19 pendidikan di Indonesia diuji. Kegiatan pembelajaran harus dilakukan melalui daring untuk menghindari penularan dan memutus mata rantai penyebaran virus covid 19.
Ketika pembelajaran dilakukan melalui daring mungkinkah pendidikan Akhlak dalam proses pendidikan dapat dilakukan.
Aris Priyanto dari IAIN Pekalongan dalam salah satu jurnalnya Peran Penting Akhlak dalam Pembelajaran Daring menyebutkan Pendidikan dengan metode pembelajaran daring apabila tidak dibarengi dengan peran akhlak akan membuat nilai-nilai pendidikan tidak bisa membentuk karakter dan kepribadian yang baik.
Mungkinkah dalam pembelajaran daring dapat terjadi pendidikan Akhlak atau didalamnya hanya sebatas transformasi pengetahuan.
Menurut Tamyiz Burhanudin, dalam Akhlak Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak . Pendidikan harus mencakup tiga dimensi yaitu; dimensi keilmuan, pengamalan dan religius yang merupakan tujuan pendidikan yang menjadi target kitab Adab Al-Alim dan metode pendidikan akhlak dikembangkan.
Dalam kegiatan pembelajaran daring untuk dimensi keilmuan mungkin dapat terpenuhi. Walaupun mungkin belum dapat dilakukan secara maksimal karena banyaknya keterbatasan.
Pendidikan akhlak yang hanya pada teori tanpa adanya praktik/ pengamalan tidak akan bisa berdiri sendiri dan pengamalan akhlak tanpa ada landasan teori seperti orang buta yang tidak tahu tolak ukur perilaku yang dilakukan.
Pendidikan akhlak melalui kegiatan pembelajaran daring masih belum memungkinkan terjadinyanya transformasi pendidikan akhlak. Karena pendidikan akhlak tidak cukup melalui teori yang disampaikan melalui kegiatan pembelajaran daring akan tetapi lebih dari itu harus disertai contoh dari pendidik.
Contoh yang diberikan seorang pendidik pada peserta didik hanya akan diperoleh ketika adanya interaksi tatap muka antara pendidik dan peserta didik.
Sehingga peserta didik dapat melihat langsung prototype figur yang mengajarkan pendidikan akhlak kepada mereka. Karena pendidikan akhlak tidak cukup hanya dengan ucapan akan tetapi harus disertai dengan contoh.
Untuk menanamkan akhlak kepada peserta didik disamping juga pendidik mengajarkan kepada peserta didik melalui kegaiatan pembelajaran daring mungkin perlu juga dilakukan home visit untuk memastikan kondisi peserta didik selama kegiatan dilakukan melalui daring tentunya dengan menjaga prokes untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik.