Mohon tunggu...
Mohamad NurAlief
Mohamad NurAlief Mohon Tunggu... Freelancer - pelajar

Random person with random background and random interest https://ca-lis.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sekarang Covid, Selanjutnya Apa?

4 Oktober 2020   13:15 Diperbarui: 4 Oktober 2020   13:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada dasarnya, kenaikan suhu akibat krisis iklim sudah tidak bisa terbantahkan lagi. Meskipun para ahli dan pemangku kebijakan sudah menyepakati kenaikan suhu maksimal yang masih relatif aman untuk kehidupan manusia, namun tetap saja kenaikan suhu itu tetap terjadi.

Di tengah bumi yang semakin menghangat, risiko bagaimana manusia akan menghadapi kejadian pandemi seperti covid -- 19 atau bahkan lebih parah akan semakin besar. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Para ilmuwan selama ini bergulat dengan bagaimana kemungkinan -- kemungkinan hubungan antara penyebaran penyakit dengan krisis iklim, dan mencuat satu pemahaman bagaimana adanya hubungan antara penyebaran penyakit dengan krisis iklim.

Pada dasarnya badan kita memiliki suatu sistem yang mana memilki cara untuk bagaimana menghadapi suatu invasi yang tidak dikenali oleh tubuh kita. Ketika kita berhasil dimasuki oleh patogen, biasanya salah satu reaksi dari tubuh kita adalah demam yang mana tubuh kita pada dasarnya sedang meningkatkan suhu tubuh kita untuk melawan penyakit tersebut sehingga pada kondisi tubuh yang panas itu membuat patogen tersebut sulit untuk bertahan di dalam tubuh kita. Lalu, apa hubungannya dengan kenaikan suhu global?

Ketika suhu di sekitar kita semakin menghangat, maka patogen yang ada di alam secara bertahap juga beradaptasi dengan suhu yang semakin menghangat. Apa  masalah dari hal tersebut?

Dengan kondisi seperti itu, patogen semakin beradaptasi dengan lingkungan yang lebih hangat sehingga akan menjadi jauh lebih kuat untuk bertahan di dalam tubuh manusia. Sehingga, kondisi dimana sistem tubuh kita yang biasanya memiliki sistem pertahanan diri melawan patogen dengan cara meningkatkan suhu tubuh atau demam menjadi lebih kurang efektif akibat patogen yang telah beradaptasi di situasi yang hangat.[16]

Melemahnya sistem pertahanan tubuh kita untuk melawan penyakit bukanlah satu -- satunya dampak dari pemanasan global. Lalu, apa tantangan berat manusia yang harus dihadapi di tengah pemanasan global ini?

Pemanasan global memiliki hubungan dengan perubahan iklim global yang mana bumi ini akan menghadapi cuaca -- cuaca yang jauh lebih ekstrim dibanding sekarang. Meningkatnya intensitas hujan, semakin parahnya musim kering, suhu global yang semakin menghangat, itu semua menjadi contoh ekstrimnya situasi yang akan bumi ini.

Beberapa hal tersebut membawa kita sebagai umat manusia ke gerbang pusaran penyakit menular yang semakin tidak terkendali. Panas dan kekeringan menciptakan kondisi kering, menyediakan bahan bakar untuk kebakaran hutan yang akhirnya memecah hutan dan membuat satwa liar lebih dekat dengan manusia. 

Kekeringan dan banjir mempengaruhi hasil panen, terkadang mengakibatkan malnutrisi, yang membuat orang lebih rentan terserang penyakit sambil memaksa mereka mencari sumber makanan lain. Banjir dapat menjadi tempat berkembang biak bagi serangga dan menyebabkan kontaminasi air, yang menyebabkan penyebaran penyakit diare seperti kolera.

Selain itu, cuaca ekstrim dapat mengganggu hubungan yang selaras antara predator dan mangsa, dan pesaing yang mencegah hama pembawa patogen seperti tikus dan nyamuk.[17] Oleh karena itu, beberapa penyakit yang selama ini sudah familiar di telinga manusia seperti demam berdarah dan malaria masih akan menjadi momok manusia untuk beberapa waktu kedepan dan belum lagi penyakit -- penyakit lain yang berpotensi menjadi wabah layaknya covid -- 19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun