Mohon tunggu...
Alina Widya
Alina Widya Mohon Tunggu... Programmer - Penyuka wangi puisi

No doubt

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Time (Part 4)

9 Maret 2019   09:30 Diperbarui: 9 Maret 2019   09:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu dengan password dan akses kornea mata yang ia miliki, Dave memasuki ruangan di area yang agak tersembunyi di gedung RESEARCH CENTER Universitas. Sebuah Lab yang dipakai untuk penelitian oleh beberapa ahli dari berbagai bidang dengan proyek sebuah mesin waktu.

Ruangan yang sepi dan agak gelap segera menjadi terang ketika Dave telah masuk di dalam Lab tersebut. Dengan cekatan ia menuju sebuah computer sentral dan menghidupkannya.

"Selamat malam, Saya tidak terlambat, khan?" Sesosok pria muda datang... Dewangga.

"Baiklah... begini ceritanya... " Dew mendengarkan semua yang disampaikan Dave dengan seksama. Tidak ada satu kalimatpun luput dari bibir Dave. Kedua pria yang sama tetapi berbeda dimensi.

"Jadi benar... apa yang saya rasakan di apartemen Erin saat itu, bahwa hati saya begitu tertuju kepada anda.... Karna ternyata kita adalah orang yang sama...."

"Bagaimana menurutmu rencana ini?" Dave memandang tajam kearah Dewangga.

"Deal... You got it...!" Dew tersenyum membayangkan transfer teknologi yang segera ia dapatkan dari dirinya sendiri di masa depan dan Erin.....ah... tiba-tiba ia memikirkan gadis itu.

*****

Sudah Dua minggu semenjak kepergian Dave ke luar kota Erin merasa sedikit gelisah. Ia merasa kesepian di apartemennya sendiri. Dave biasanya selalu menghangatkan suasana dengan canda dan belaiannya. Erin merasakan rindu yang teramat dalam karena selama ini Dave selalu menemaninya dan memanjakannya dengan perhatian dan kasih sayang. Ah.. pria itu begitu mengerti aku... mudah-mudahan anak yang dikandungnya memiliki semua kebaikan yang ada dalam diri Dave....

Ting..tong... Dave.. ah dia datang..... Erin segera membuka pintu....

"Selamat malam Erin...." Dewangga dengan senyum manisnya berdiri di depan pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun