Generasi milenial lahir dalam dunia yang serba cepat. Sejak kecil, mereka akrab dengan gawai, media sosial, dan banjir informasi. Internet menjadi ruang belajar sekaligus ruang bermain. Namun, justru di sinilah tantangan pendidikan muncul: bagaimana mendidik anak-anak yang sudah terbiasa hidup dalam arus digital, tanpa membuat mereka kehilangan arah nilai dan makna.
Dari Hafalan ke Konteks. Pola belajar lama yang hanya mengandalkan hafalan semakin terasa usang. Mengapa anak-anak harus mengingat ratusan data jika mesin pencari bisa menyediakannya dalam hitungan detik? Yang lebih penting adalah kemampuan memahami makna, mengaitkan pengetahuan dengan realitas, serta menggunakannya untuk memecahkan persoalan sehari-hari.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sudah mengantisipasi hal ini lewat Platform Merdeka Mengajar, yang kini digunakan lebih dari 2,6 juta guru. Aplikasi ini memberi ruang bagi guru untuk mengakses materi pembelajaran kontekstual, berbagi praktik baik, hingga menyesuaikan modul dengan kebutuhan siswa. Di sinilah arah baru pendidikan terlihat: dari sekadar mengajar, menuju pendampingan yang relevan dengan kehidupan.
Teknologi: Sahabat, Bukan Pengganti. Bagi anak milenial, teknologi adalah bahasa sehari-hari. Maka, melarang gawai di kelas bukanlah solusi jangka panjang. Yang lebih urgen adalah mendidik mereka agar mampu menggunakan teknologi dengan bijak.
Guru dapat memanfaatkan video, aplikasi interaktif, hingga platform daring sebagai alat bantu. Namun, yang lebih penting adalah mengajarkan literasi digital: bagaimana menyaring informasi, menghindari hoaks, dan bersikap etis di ruang maya. Riset bahkan menunjukkan, tanpa pendampingan, anak-anak rentan terekspos konten negatif yang berujung pada perilaku agresif. Oleh karena itu, guru dan orang tua harus hadir sebagai teladan, bukan sekadar pengawas.
Ruang untuk Kreativitas dan Riset. Generasi ini juga dikenal kolaboratif. Mereka lebih suka belajar bersama, membangun ide, dan memecahkan masalah secara tim. Model project-based learning sangat efektif: siswa tidak hanya menerima pengetahuan, tetapi mengaplikasikannya dalam proyek nyata, seperti kampanye lingkungan atau inovasi sederhana.
Di beberapa sekolah, program riset sudah mulai diperkenalkan. Anak-anak dilatih untuk berpikir kritis, menguji hipotesis, dan menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Pola ini penting, karena pendidikan tidak boleh hanya mencetak siswa yang mahir menghafal, tetapi juga berani bereksperimen.
Soft Skills di Era AI. Studi Deloitte (2025) menunjukkan bahwa generasi muda kini lebih menghargai pekerjaan yang bermakna dan fleksibel ketimbang sekadar gaji tinggi. Menariknya, hampir 67 persen milenial di Australia telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam aktivitas sehari-hari, meski sebagian besar belum pernah mendapat pelatihan formal.
Ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan kita. Anak-anak milenial harus dibekali bukan hanya kecakapan digital, tetapi juga soft skills: komunikasi, empati, kreativitas, dan kepemimpinan. AI mungkin mampu menggantikan banyak tugas teknis, tetapi ia tidak akan pernah menggantikan kemanusiaan.
Jadi, Strategi mendidik anak milenial adalah tentang menyatukan teknologi dan nilai. Teknologi membuka pintu pengetahuan, sementara nilai menjaga arah agar pengetahuan itu tidak disalahgunakan. Pendidikan harus bertransformasi: dari hafalan ke kontekstualisasi, dari otoritas tunggal ke kolaborasi, dari sekadar pencapaian akademik ke pembentukan manusia utuh.
Jika strategi ini dijalankan, generasi milenial bukan hanya akan menjadi generasi yang cerdas secara digital, tetapi juga matang secara moral dan sosial. Mereka akan siap menghadapi masa depan---bukan sebagai pengikut pasif arus globalisasi, melainkan sebagai aktor aktif yang membentuk peradaban.
Author: Muhammad Sabri M.AgÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI