Mohon tunggu...
Ali Arief
Ali Arief Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Saya berasal dari Kota Medan...berkarya dan berkreativitas dibutuhkan kemauan dan keyakinan untuk tetap konsisten di jalur kejujuran dan kebenaran...tetap belajar memperbaiki diri...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pandemi Covid-19 Mengubah Hidupku

25 Agustus 2020   07:32 Diperbarui: 25 Agustus 2020   07:27 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir sepuluh tahun aku menggantungkan harapan dan cita-cita untuk generasi masa depan di daerah tempatku mengais rezeki. Aku berprofesi sebagai tenaga pendidik di daerah yang terletak di kawasan kaki bukit. 

Banyak hal yang aku rasakan di saat profesi yang aku miliki harus diaplikasikan ketika menghadapi berbagai karakter anak usia remaja tingkat SMA, dari yang pendiam, cuek, terampil, bahkan yang kasar sekalipun. 

Anak-anak tersebut berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda dengan profesi orang tua mereka, sebagian besar buruh tani dan buruh kasar. Sebagian dari anak-anak tersebut merupakan korban konflik beberapa puluh tahun yang lalu.

Aku harus tetap bersemangat menjalani profesiku ini. Apalagi kondisi di masa sekarang ini, segala bidang usaha maupun bidang lainnya harus terusik dengan hadirnya wabah pandemi Covid-19. 

Hampir di seluruh penjuru dunia merasakan dampak dari pandemi tersebut. Pergerakan ekonomi seakan lumpuh total sehingga kekacauan pun terjadi di beberapa negara. D

i negara tercinta Indonesia umumnya dan Aceh khususnya, terimbas juga karena pandemi Covid-19. Perusahaan dan usaha menengah sementara waktu harus mengurangi karyawan sehingga berdampak pada bertambahnya angka pengangguran. Tentunya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada dunia pendidikan dan profesiku sebagai seorang guru. 

Di satu sisi, pandemi Covid-19 ini membuka mindset tenaga pendidik di penjuru nusantara untuk mengajar dengan teknologi atau melek teknologi. Di sisi lain yang tentunya akan mengurangi pemahaman penyampaian ilmu pengetahuan dan kedekatan emosional guru dengan siswa.

Aku seakan kehilangan sosok anak-anak didikku secara emosional. Sebelum masa pandemi Covid-19 menghampiri, keceriaan di wajah anak didikku masih dapat terlihat secara langsung saat tatap muka dalam pembelajaran di sekolah. Kini sangat sulit untuk menemukan senyuman ceria bahkan teguran pada anak-anak yang ingin mendapatkan perhatian dari gurunya.

Memang ada beberapa sekolah di masa pandemi Covid-19 sudah melakukan pembelajaran tatap muka dengan tetap melaksanakan protokoler kesehatan dari pemerintah. Akan tetapi, masih harus tetap was-was bagi beberapa sekolah yang telah memberlakukan pembelajaran secara langsung tatap muka.

Aku harus menyadari dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah nyawa taruhannya. Jika tidak waspada dalam mengantisipasi penyebarannya, maka dikhawatirkan akan semakin bertambah korban yang meninggal dunia. Karena pandemi Covid-19, saat ini tidak mengenal daerah, jika sudah ada yang menjadi korban akan lebih memudahkan penyebarannya.

 Dari kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, kementerian pendidikan melalui dinas pendidikan di berbagai daerah membuat kebijakan agar pendidikan harus tetap berlangsung dengan mengarahkan guru melakukan pembelajaran daring di rumah saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun