Mohon tunggu...
Alia Mutia Sabrina
Alia Mutia Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswi

seorang Mahasiswi UIN JKT yang suka mengedit video atau pun foto dan suka traveler kemana pun itu, Blok M juga ayuk dan juga menyukai dunia perfilm an.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gelombang protes di Nepal, larangan Media Sosial ke kerusuhan

5 Oktober 2025   20:08 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:08 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pada 8 september 2025, telah terjadi demonstrasi besar - besaran di Nepal, mengapa itu bisa terjadi?dan dengar - dengar ada larangan tentang penggunaan Medsos di Nepal?

8 September 2025 kemarin terjadi demo yang besar di Negara Nepal yaitu tepatnya di jalan Khathmandu, di jalan itu banyak terjadi teriakan berdarah dikarenakan suara rakyat yang tidak di denger oleh pemerintah setempat, rakyat Nepal sudah menyuarakan suara yang diharapkan akan di dengar oleh pemerintah setempat. Namun apa yang terjadi? suara tidak di dengar, darah tumpah di sepanjang jalan Khathmandu, bukan hanya suara rakyat saja yang tidak di dengar, terdengar juga pemerintah setempat melarang rakyat Nepal untuk menggunakan sosmed atau Social Media.

Bentuk ancaman tersebut membuat demo semakin membesar dikarenakan suara tidak di dengar di tambah ancaman tidak boleh menggunakan sosial media. Bukan hanya akan menjadi ancaman saja, tetapi menjadi batasan rakyat untuk bersuara melalui platform social media. Pada hari itu Nepal menjadi kenyataan pahit yang dimana seharusnya suara rakyat di dengar dan pemerintah seharusnya mengayomi rakyatnya, justru menjadi kenyataan yang pahit harus di terima Rakyat Nepal.

Yang melatarbelakangi masalah bukan larangan memakai Media Social namun, korupsi yang sudah merajalela di Nepal dan ketidakadilan yang semakin hari semakin tidak masuk akal, rakyat Nepal hanya butuh di dengar suaranya dan meminta keadilan seadil - adilnya, saat sosial media di tutup maka seperti ruang untuk berkomunikasi dengan pemerintah di tutup dan di bungkam.

Dari kejadian tersebut dapat di simpulkan bahwa komunikasi rakyat dengan pemerintah menjadi sebuah kegagalan bagi suatu negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun