Mohon tunggu...
Ali Aminulloh
Ali Aminulloh Mohon Tunggu... Dosen

Hidup ini adalah ibadah, maka jalani kehidupan ini penuh makna dengan segenap ketulusan hati, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati dimanapun dan kapanpun dan dalam situasi apapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Al-Zaytun: Menyemai Peradaban dari Setetes Air, Cahaya Ilmu, dan Iman

12 Oktober 2025   05:38 Diperbarui: 12 Oktober 2025   05:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nara Sumbeer Guru Besar Hidrologi (Dokumen Panitia Al-Zaytun)

Bagi Prof. Aswandi, air bukan sekadar sumber daya alam, tetapi simbol kehidupan dan ketundukan kepada sunnatullah. "Air adalah nadi kehidupan," katanya, "rahmat yang Allah titipkan kepada bumi Indonesia." Dalam nada ilmiah yang bersahaja, ia menjelaskan bahwa curah hujan Indonesia---salah satu tertinggi di dunia---merupakan kekayaan ekologis yang harus dikelola dengan amanah dan ilmu.

Namun, kekayaan itu sekaligus ujian. Air hujan yang jatuh di tanah tidak boleh dibiarkan pergi tanpa makna; ia harus disimpan, dijaga, dan diberdayakan. Prinsip "zero run off" yang ia tawarkan sejatinya adalah refleksi spiritual---bahwa segala nikmat Allah harus dikelola dengan tanggung jawab. Dalam konteks itu, ia menegaskan, pengelolaan air harus mengikuti nilai-nilai Al-Qur'an yang menuntun manusia pada keseimbangan ekologis.

"Surga selalu digambarkan dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya," ujarnya, "karena air adalah lambang rahmat dan kehidupan." Ia mencontohkan negeri Belanda, yang dahulu rawa dan tak layak huni, kini menjadi negeri makmur melalui teknologi kanal dan kincir angin. "Tapi ingat," katanya menegaskan, "kita validasi semua itu dengan Al-Qur'an."

Dalam konteks Al-Zaytun, ia memuji bagaimana lembaga ini telah mengimplementasikan konsep ekologis itu secara nyata. Waduk Tirta Kencana dan Danau Windu Kencana bukan sekadar infrastruktur, melainkan manifestasi kesadaran spiritual: setiap tetes air adalah amanah yang harus dikembalikan menjadi manfaat. "Air di sini tidak ada yang terbuang sia-sia," katanya, "semua dikelola untuk kehidupan."

Bagi Prof. Aswandi, cara Al-Zaytun mengelola alam adalah bentuk dakwah yang sejati---dakwah yang tidak berhenti pada kata, tapi hidup dalam karya. "Fitnah datang silih berganti," ujarnya lembut, "tapi Al-Zaytun menjawab dengan karya dan salam."

Meninjau Galangan Kapal Al-Zaytun (Dokumen Panitia Al-Zaytun)
Meninjau Galangan Kapal Al-Zaytun (Dokumen Panitia Al-Zaytun)

Pendidikan Islam, Akal, dan Rekayasa Peradaban

Dalam bagian penutup ceramahnya, Prof. Aswandi berbicara tentang akal sebagai anugerah Ilahi. "Akal adalah karunia besar," tuturnya, "tetapi ia harus dikendalikan oleh wahyu agar tidak sesat oleh nafsu." Ia mengingatkan bahwa pendidikan Islam seharusnya tidak hanya melahirkan hafalan, tetapi juga pemikiran kritis dan inovatif.

Ia menyoroti Al-Zaytun sebagai contoh konkret pendidikan Islam yang bertransformasi menuju abad ilmu pengetahuan. Dengan mengintegrasikan LSTEAMS---hukum, sains, teknologi, seni, matematika, dan spiritualitas---Al-Zaytun, menurutnya, sedang melahirkan generasi yang berakal cemerlang dan berjiwa merdeka.

Prof. Aswandi bahkan menyinggung peran teknologi modern seperti Artificial Intelligence (AI) dalam mempercepat proses tadabbur. "AI bukan ancaman," katanya, "tetapi alat untuk membaca lebih dalam keajaiban Al-Qur'an." Ia melihat kemajuan digital sebagai peluang dakwah baru, tempat ilmu dan iman saling meneguhkan.

"Banyak orang Barat masuk Islam bukan karena diseru di masjid," ujarnya, "tetapi karena membaca kebenaran melalui teknologi." Bagi beliau, itulah bukti bahwa ilmu dan iman tidak pernah bertentangan---selama keduanya berakar pada Al-Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun