Negeri yang aman bukan hanya impian Nabi Ibrahim, tetapi cita-cita seluruh manusia. Aman bukan berarti tak ada masalah, tetapi adanya keberanian untuk memperbaiki diri. Ia lahir dari hati yang beriman, pemimpin yang adil, dan rakyat yang saling percaya.
Doa untuk negeri yang aman tidak cukup diucapkan di bibir - ia harus diwujudkan dalam kebijakan, tindakan, dan moral bangsa. Sebab negeri yang benar-benar aman bukan yang dijaga oleh senjata, tetapi yang dijaga oleh keikhlasan, keadilan, dan cinta kasih rakyatnya.
 Mari kita jaga negeri ini dengan iman, akhlak, dan keadilan - karena keamanan sejati tidak datang dari kekuatan, tetapi dari ketulusan kita menjaga satu sama lain.
Referensi
1. Al-Ghazali. Ihya Ulumuddin, Jilid IV. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 2005.
2. Ibn Khaldun. Al-Muqaddimah. Kairo: Dar al-Fikr, 2004.
3. Sen, Amartya. Development as Freedom. Oxford University Press, 1999.
4. Durkheim, Emile. The Division of Labour in Society. New York: Free Press, 1893.
5. Kuntowijoyo. Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
6. Nietzsche, Friedrich. Beyond Good and Evil. New York: Vintage Books, 1966.
7. Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 126; Surah Al-An'am: 82.