Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orientalisme dan Oksidentalisme: Perebutan Kuasa Pengetahuan antara Timur dan Barat

16 Oktober 2025   10:46 Diperbarui: 16 Oktober 2025   10:46 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Karena itu, bangsa Timur, termasuk dunia Islam dan Indonesia, perlu mengembangkan ilmu yang berakar pada nilai dan pengalaman sendiri, tanpa harus meniru atau menolak sepenuhnya warisan Barat.

Kemandirian intelektual hanya dapat lahir dari kesadaran reflektif: memahami "yang lain" tanpa kehilangan jati diri.

Di sinilah oksidentalisme menemukan maknanya - sebagai gerakan emansipasi pengetahuan dari dominasi, menuju peradaban yang saling menghormati.

Referensi

1. Edward W. Said, Orientalism, New York: Vintage Books, 1978.

2. Hasan Hanafi, Muqaddimah fi 'Ilm al-Istighrb, Kairo: Dar al-Fikr al-'Arabi, 1991.

3. Ian Buruma & Avishai Margalit, Occidentalism: The West in the Eyes of Its Enemies, Penguin, 2004.

4. Homi K. Bhabha, The Location of Culture, Routledge, 1994.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun