Kalbu adalah pusat iman. Rasulullah bersabda:
"Ketahuilah, dalam diri manusia ada segumpal daging; jika ia baik, baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, itulah hati."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hati yang bersih memantulkan cahaya ilahi. Hati yang kotor menutup jalan menuju kebijaksanaan. Dalam bahasa Jalaluddin Rumi, "Agama tanpa cinta hanyalah tubuh tanpa ruh." Cinta adalah inti dari agama; tanpa cinta, ibadah menjadi beku, doa menjadi hampa.
Menyelami kalbu agama berarti membersihkan diri dari penyakit batin: riya, hasad, dan kesombongan. Ia adalah jihad sunyi melawan ego, menuju kebeningan batin tempat iman bersemayam.
Agama Sebagai Jalan Pencerahan
Agama bukan untuk menakuti, melainkan untuk mencerahkan. Ia datang membawa rahmat, bukan ancaman. Allah berfirman:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(QS. Al-Baqarah: 286)
Maka, agama harus dipahami dengan kasih, bukan kekerasan; dengan kebijaksanaan, bukan fanatisme. Menyelami kalbu agama berarti memahami Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, yaitu ajaran yang menghadirkan kedamaian bagi seluruh makhluk.
Agama sejati bukan menuntut manusia menjadi malaikat, melainkan menuntun manusia agar menjadi manusia yang sadar akan Tuhannya.