Semiotika Islam vs Semiotika Barat
Dalam pemikiran Ferdinand de Saussure, tanda terbentuk dari dua unsur utama: signifier (penanda) dan signified (petanda). Sementara itu, Charles Sanders Peirce memperluasnya dengan menambahkan interpretant (penafsir). Namun dalam paradigma Islam, ketiganya tidak berdiri netral, melainkan berlandaskan nilai tauhid.
Unsur SemiotikaSemiotika BaratSemiotika Islam
Penanda (Signifier)Simbol, kata, fenomenaFenomena alam dan kehidupan sebagai ayat
Petanda (Signified)Makna yang dihasilkanMakna moral dan spiritual yang mengarah kepada Tuhan
Penafsir (Interpretant)Rasionalitas manusiaAkal dan hati yang dibimbing oleh iman
Dengan demikian, semiotika Islam menempatkan iman sebagai kerangka epistemologis. Penafsiran tanpa iman akan menghasilkan makna yang parsial, sedangkan iman tanpa akal akan menutup ruang pemaknaan yang dinamis.
Al-Qur'an sebagai Sistem Semiotik Ilahi
Al-Qur'an adalah teks yang menyatukan makna literal dan simbolik. Misalnya, kisah Nabi Yusuf tidak hanya berisi narasi sejarah, tetapi juga simbol perjalanan spiritual manusia menuju kemuliaan melalui ujian.
Ayat lain menegaskan:
 "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"