Banyak kasus yang ditemui mental penduduk di kawasan wisata yang aji mumpung. Misalnya mereka memberikan harga mahal dan kadang tidak masuk akal kepada turis yang datang berkunjung.
Padahal SDM diperlukan untuk menjadi penunjang untuk meraih pendapatan ekonomi di lokasi wisata tersebut sehingga bisa menjadi mata pencaharian bagi penduduk setempat.Â
Pariwisata adalah industri jasa yang bergantung pada pelayanan. SDM di lokasi wisata harus dibekali pengetahuan dan ketrampilan secara menyeluruh.
Di lokasi wisata andalan di Sumatera Utara ini, banyak ditemui warisan dari zaman nenek moyang bukan saja sejarah terbentuknya Danau Toba.
Bisa ditemui oleh-oleh kain Ulos, kain tenunan tangan yang tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga merupakan simbol status yang signifikan, berfungsi sebagai pusaka yang berharga, atau dapat menjadi hadiah seremonial saat perayaan. Simbol siklus hidup manusia dari lahir dan menikah sampai mati.
Ada juga ukiran kayu asli yang bisa didapatkan di toko-toko suvenir. Jangan lupa juga untuk membeli biji kopi Arabica Sumatera Mandheling yang nikmat untuk semua pecinta kopi.
Dari semua yang dijabarkan di atas, tak heran jika Danau Toba masuk dalam kategori DSP Toba yakni Destinasi Super Prioritas. Yaitu melalui pengembangan Danau Toba dengan konsep pariwisata berkelanjutan termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia.
Selain memberikan dampak pada perekonomian nasional, penyelenggaraan MICE di Indonesia Saja (Meeting Incentive Convention Exhibition) pun turut mendongkrak popularitas daerah yang didapuk menjadi tuan rumah even MICE berskala internasional.
Menurut data International Congress and Convention Association (ICCA) pengeluaran wisatawan MICE tercatat 53 persen lebih besar dibanding wisatawan leisure.Â