Mohon tunggu...
Ali
Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis sebagai cara melatih skill

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kontribusi Penting Keluarga Anak terhadap Kejahatan Anak

25 Februari 2023   15:10 Diperbarui: 25 Februari 2023   15:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sempat viral beberapa hari ini mengenai kasus seorang anak bernama Agnes yang di sinyalir menjadi dalang utama dari kasus penganiayaan terhadap David, anak dari ketua GP Ansor. (Bukti konkret keterlibatan Agnes belum ada)

Agnes dikatakan mengatakan kepada Dandy, yang merupakan pacarnya bahwa David melakukan pelecehan kepada dirinya.

Hal ini yang membuat Dandy pada akhirnya melakukan penganiayaan sebagaimana diberitakan di berbagai media massa.

Mengingat si Agnes ini masih umur 15 Tahun dan begitu si Dandy sebagai pelaku yang terbilang masih muda. Maka, tidak bisa diberikan hukuman sebagaimana orang dewasa.

Mengapa?

Karena hukum Indonesia yang mengatur demikian.

Seorang anak yang melakukan tindak pidana akan melalu sistem peradilan yang sama, hanya saja proses acaranya mengikuti Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).

Nah, menurut undang-undang ini pendekatan yang dilakukan adalah keadilan restoratif yang di implementasikan melalui Diversi. 

Kemudian, pelaku-pelaku penganiayaan ini masih di bawah umur, tapi kenapa bisa sekejam itu sampai menyebabkan anak orang koma?

Menurut teori kriminologi seperti teori kontrol sosial, seseorang melakukan kejahatan sangat dipengaruhi oleh masyarakat atau pergaulan mereka. 

Jadi, jika pergaulannya baik, maka orang tersebut akan menjadi baik. Begitu pula sebaliknya, jika pergaulannya tidak benar, maka orang tersebut akan ikut tidak benar.

Meskipun begitu, jangan lupa peran keluarga yang sangat dalam pada kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak. Mengingat pendidikan pada keluarga adalah yang utama.

Bisa jadi, anak yang menjadi pelaku tindak pidana ini karena memang kurangnya didikan dari keluarga atau karena keluarga yang memang salah mendidik.

Kepemilikan jabatan yang begitu besar dan uang yang sangat melimpah membuat orang tua si anak mungkin menjadi menggampangkan segala sesuatu karena punya uang.

Hal ini kemudian menjadi penyakit yang menjangkiti anak tersebut. Dirinya merasa bahwa kalau orang tuanya kaya maka ia bisa melakukan segalanya.

Hingga terjadilah hal yang sangat ditakutkan. Anak ini kemudian semakin beringas, awalnya pamer harta, selalu menunjukkan kekayaan dan barang mewahnya.

Pelan-pelan semakin berani hingga merasa memiliki segalanya dan melakukan hal sewenang-wenang seperti kebut-kebutan di jalan dan menyetir dengan ugal-ugalan.

Pada akhirnya berani melakukan tindakan yang mencelakakan orang lain.

-----

Keluarga sangat berkontribusi penting dalam menciptakan anak yang baik dan berakhlak. Mungkin pergaulan juga berkontribusi, tapi jika keluarga sudah memberikan bimbingan baik dan buruk.

Seorang anak saat bergaul akan paham mana orang yang harus ia jadikan teman dan tidak.

Ini pengalaman saya kepada teman saya, orang tuanya bercerai dan ia hidup dengan ibunya dan adiknya. Tetapi, dirinya tidak stres dan salah pergaulan sebagai bentuk lari dari kenyataan.

Ia tetap menjalani hidupnya dengan baik, rendah hati, suka berbagi dan malah mengingatkan kebaikan kepada saya. Uniknya, ia juga bisa dibilang anak orang kaya karena selalu naik mobil ketika berkumpul dengan teman-teman. 

Teman saya yang broken home tidak melakukan hal yang melewati batas bahkan untuk anak seumuran Dandy atau Agnes. Bahkan, anak orang kaya di sekolah saya saat itu justru sangat baik, khususnya dalam masalah berbagi.

Artinya, meskipun seorang anak itu berasal dari keluarga yang kaya, miskin, broken home dan sejenisnya. Jika keluarga tersebut berhasil memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya, maka anak tersebut akan paham bagaimana bersikap di masyarakat.

Namun, jika keluarga gagal untuk berkontribusi dalam pendidikan anak. Maka, pergaulan yang akan berkontribusi besar dalam hidup anaknya daripada keluarganya sendiri

Ditambah, pergaulan anak tidak terlalu dapat di kontrol oleh keluarga, apalagi jika keluarga kurang memberikan perhatian pada anaknya.

---------

Oleh karena itu, sangat penting untuk keluarga mendidik anak mereka. Bukan bersikap protektif, tapi memberitahu mana salah dan benar. Mana baik dan buruk untuk masa depan.

Tugas anak tidak hanya menjaga kehormatannya di masyarakat, tapi juga menjaga kehormatan keluarganya.

Alangkah baik, belajar dari kasus David ini, untuk menjadi keluarga yang mendidik anaknya dengan baik.

Berikan perhatian kepada anak yang cukup agar mampu untuk melihat perkembangan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun