HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan seminar edukatif yang dilaksanakan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari FEB UHAMKA di SMA Negeri 113 Jakarta bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai investasi dan pasar modal. Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari pihak sekolah dan antusiasme yang tinggi dari siswa peserta seminar.
Tingkat Partisipasi dan Antusiasme Peserta
Siswa kelas 11 yang mengikuti kegiatan seminar ini selama sesi penyampaian materi, siswa menunjukkan ketertarikan yang tinggi, terutama pada topik-topik seperti investasi saham, reksadana, dan pentingnya pengelolaan keuangan sejak usia dini. Dalam sesi tanya jawab, banyak siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri, menandakan keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut hasil observasi selama kegiatan, peserta menunjukkan peningkatan pemahaman secara bertahap. Awalnya hanya sebagian kecil yang memahami istilah seperti "pasar modal". Namun setelah paparan materi dan diskusi berlangsung, siswa mulai mampu menjelaskan perbedaan antara investasi dan menabung, serta menyebutkan contoh-contoh instrumen investasi yang sesuai untuk usia mereka.
Peningkatan Literasi Finansial Siswa
Sesi tanya jawab juga digunakan sebagai alat evaluasi informal terhadap pemahaman siswa. Beberapa pertanyaan seperti "Mengapa penting untuk memulai investasi sejak muda?" dan "Apa saja risiko dalam berinvestasi?" dijawab dengan baik oleh siswa, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memahami definisi, tetapi juga mampu mengaitkan konsep tersebut dengan kondisi nyata. Dalam konteks ini, PKM memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan literasi keuangan pelajar, yang pada gilirannya akan membentuk perilaku ekonomi yang bijak dan berorientasi masa depan.
Dukungan dan Rekomendasi dari Pihak Sekolah
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala. Guru pendamping menyatakan bahwa materi seperti ini sangat relevan dengan tantangan yang akan dihadapi siswa setelah lulus sekolah, terutama dalam hal pengambilan keputusan keuangan yang bijak.
Hal ini memperkuat argumen bahwa pendidikan keuangan seharusnya menjadi bagian dari kurikulum atau kegiatan pendamping di tingkat sekolah menengah, sebagaimana diusulkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2024) dalam survei nasional literasi dan inklusi keuangan.
KESIMPULANÂ